Solopos.com, SRAGEN — Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen, ditunjuk sebagai desa tangguh bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Jumat (15/10/2021). Musuk menjadi desa tangguh bencana karena ada satu dukuh rawan bencana alam yang dihuni 42 kepala keluarga (KK). Dukuh itu yakni di Sejeruk di Desa Musuk.
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, menyampaikan pada 2015 lalu pernah terjadi bencana tanah gerak yang mengakibatkan tanah di Dukuh Sejeruk retak-retak. Pergerakan tanah itu pula yang mengakibatkan potensi tanah longsor mengingat medan tanah di dukuh itu berbukit.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dia mengatakan untuk mendukung desa tangguh bencana itu dibentuk sukarelawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
“Sukarelawan itu sebanyak 35 orang warga setempat dibantu aparat dari tingkat desa, kecamatan, dan BPBD sendiri,” saat dihubungi Solopos.com, Jumat.
Baca Juga: Delapan Desa & Kelurahan Jadi Sasaran Padat Karya Tunai di Sragen
Sukarelawan itu memiliki tugas masing-masing. Mereka berfungsi sebagai motor penggerak di masyarakat. Tindakan sukarelawan itu meliputi tindakan prabencana, tanggap bencana, dan pascabencana. Apa yang dilakukan hari ini merupakan tindakan prabencana, yakni berupa pencegahan.
Agus menerangkan sebelumnya BPBD Sragen sudah melakukan mitgasi di wilayah Sejeruk. Mereka juga memasang jalur evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Sosialisasi pencegahaan dan kesiapsiagaan bencana, kata dia, juga sudah dilakukan oleh BPBD bersama pemerintah desa setempat.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sragen, Danang Hermawan, menyebut anggaran pembentukan desa tangguh bencana itu dari Provinsi Jawa Tengah. Pasalnya, kegiatan tersebut merupakan kegiatan BPBD Jateng. Dia menerangkan BPBD Sragen hanya menentukan sasarannya.
Baca Juga: Pemdes Majenang Pecat Pengelola Pasar Sekulak, Bayan dan Warga Protes
Dia menjelaskan sukarelawan dalam FPRB itu memiliki tugas dengan perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang sebagai tindak lanjut pembentukan desa tangguh bencana. Dia menerangkan jangka pendeknya FPRB segera membahas beberapa kebutuhan terkait dengan rencana kerja dan kegiatan sukarelawan di Desa Musuk.
“Jangka menengah rencananya studi banding ke desa tangguh bencana di daerah lain. Dalam hal ini FPRB akan berkoordinasi dengan BPBD Sragen untuk menentukan sasaran studi banding. Jangka panjangnya berupa anggaran dan inventarisasai peralatan FPRB Desa Musuk,” katanya.