SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang menjajakan aneka kuliner di Pasar Bahulak di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, beberapa waktu lalu. (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Banner Wisata Joglosemar

Solopos.com, SRAGEN — Sebagai bentuk ikhtiar membangkitkan perekonomian di masa pandemi, Pemdes Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Jawa Tengah, membuka Pasar Bahulak pada pertengahan 2020 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasar Bahulak berlokasi di tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare yang sebelumnya tidak terawat di Dukuh Sawahan, Desa Karungan, Plupuh, Sragen. Pasar yang khusus menjajakan aneka kuliner atau jajanan tradisional itu pada awalnya digelar setiap selapanan atau 35 hari sekali.

Tingginya antusiasme warga terhadap pasar ini membuat Pemdes Karungan membuka Pasar Bahulak sekali dalam dua pekan, tepatnya pada Minggu pagi.

Baca juga: Langka! 7 Kuliner Tradisional Sragen Ini Dijual di Pasar Bahulak

Lebih dari 2.000 warga datang silih berganti meramaikan Pasar Bahulak. Sebagai upaya untuk membentengi para pedagang dan pengunjung dari penuralaran virus corona, protokol kesehatan diberlakukan di pasar ini.

Sejumlah wastafel berjajar di depan gapura masuk Pasar Bahulak. Beberapa botol hand sanitizer terpasang di pintu masuk. Dalam rangka menjaga jarak dengan pembeli, semua lapak pedagang dipasangi plastik warna transparan.

Demikian pula pada lapak untuk menukarkan uang dengan koin sebagai alat transaksi juga dipasangi plastik transparan. Tanpa mengenakan masker, pengunjung tidak boleh masuk ke Pasar Bahulak demi mencegah potensi penularan Covid-19.

pasar bahulak sragen
Para pengunjung berjalan keluar areal Pasar Bahulak setelah menikmati kuliner tempo dulu yang dikelola BUM Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Jumat (1/1/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Namun, seiring meningkatkan kasus corona di Bumi Sukowati akhir-akhir ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menginstruksikan supaya Pasar Bahulak tidak dibuka hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Pada Maret lalu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendeklarasikan Karungan sebagai Desa Pancasila dan Pasar Bahulak sebagai Pasar Gotong Royong.

Baca juga: Pedagang Pasar Bahulak Sragen Pasang Lapak Berplastik Demi Tangkal Corona

Tidak hanya itu, Dispora Sragen juga mengusulkan Pasar Bahulak ke Kementerian Pariwisata untuk ditetapkan sebagai destinasi wisata di tingkat nasional.

“Sekarang kami masih minta bantuan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana untuk mendapat bimbingan supaya Pasar Bahulak menasional dengan konsep tourism based community,” papar Kasi Promosi dan Atraksi Wisata, Dispora Sragen, Tangguh Mursita Aji, kepada Solopos.com, Jumat (2/7/2021).

Satu Paket Wisata

Dispora Sragen berencana mengemas satu paket wisata untuk mempromosikan Pasar Bahulak. Paket wisata itu tidak hanya Pasar Bahulak, tetapi juga melibatkan Museum Manusia Purba Klaster Bukuran maupun Klaster Manyarejo.

“Ke depan, wahana baru itu berupa Pasar Bahulak Nusantara. Kami mengusung konsep sinau wisata. Para wisatawan yang datang akan mendapat pengetahuan mengenai wisata, budaya nusantara baik berupa tarian atau musik. Wisatawan bisa menikmati sajian menu kuliner tradisional yang dijajakan pedagang,” papar Aji.

Beberapa kuliner tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak antara lain sega ketingan, sega loyang, wedang gemblung, pecel gendar, plencing, dan lain-lain.

Penjual menjalani pembeli di Pasar Bahulak di Dukuh Sawahan, Desa Karungan, Plupuh, Sragen
Penjual menjalani pembeli di Pasar Bahulak di Dukuh Sawahan, Desa Karungan, Plupuh, Sragen, Minggu (7/3/2021). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Namun, kuliner yang cukup digemari di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung. Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar dan irisan telur.

“Jumlah pedagang Pasar Bahulak sampai saat ini ada 74 yang terdiri atas 70 pedagang kuliner dan empat pedagang souvenir. Perputaran uang di kisaran Rp30 juta hingga Rp50 juta. Perputaran uang tertinggi terjadi pada 10 Januari 2021 lalu yakni mencapai Rp64 juta dalam waktu empat jam. Mulai pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB,” jelas Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya