SOLOPOS.COM - Pengunjung lain menjajal sensasi tidur di awan dakron. di bibir Waduk Kedung Ombo, Dusun Boyolayar RT 026 dan 027, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, belum lama ini. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Dukuh Boyolayar, Desa Ngagotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, yang berlokasi di dekat Waduk Kedung Ombo (WKO) ditetapkan sebagai desa wisata.

Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sragen, Joko Suratno, mengatakan Boyolayar memiliki potensi wisata berupa pemandangan alam di sekitar WKO, wahana permainan air, sejumlah spot selfie, taman edukasi, dan lain-lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di sana sudah ada dua objek wisata yang dikelola masyarakat setempat. Nantinya, dua objek wisata itu berada di bawah naungan BUMDes [Badan Usaha Milik Desa]. Kami tinggal merevitalisasi supaya ke depan pengelolaan dua objek wisata berbasis masyarakat setempat itu lebih maksimal,” terang Joko Suratno saat ditemui di Sragen, Minggu (24/11/2019).

Pengukuhan Boyolayar sebagai desa wisata dilaksanakan Jumat (22/11/2019). Selain Boyolayar, masih ada beberapa desa yang akan dikukuhkan sebagai desa wisata. Di antaranya Desa Bonagung di Kecamatan Tanon dan Karangpelem di Kecamatan Kedawung.

Masyarakat di dua desa itu mengelola objek wisata baru berupa kolam renang dengan memanfaatkan sumber air di wilayah setempat.

“Untuk Karangpelem rencananya akan kami kukuhkan sebagai desa wisata pada Desember mendatang. Lainnya bisa menyusul,” terang Joko.

Sejumlah desa di Sragen memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi desa wisata. Selain Bonagung dan Karangpelem, tiga desa di Kecamatan Masaran juga punya potensi dikelola menjadi desa wisata.

Yakni Desa Pilang dan Kliwonan yang menjadi sentra batik tulis, sementara Desa Krebet kental dengan tradisi budaya. Desa Doyong, Kecamatan Miri memiliki potensi air terjun Kedung Grujug. Sementara Desa Sigit, Kecamatan Tangen, memiliki potensi desa agrowisata dengan andalan kebun kelengkeng seluas 4 hektare.

“Ke depan, kami mendorong desa-desa itu bisa mandiri dengan memiliki PAD [pendapatan asli desa] cukup besar. Tapi, efek domino dari objek wisata ini sangat kami kedepankan. Dengan adanya objek wisata ini, warga yang nganggur bisa membuka warung, bisa menyewakan perahu, bisa bekerja sebagai tukang ojek dan lain sebagainya,” papar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya