SOLOPOS.COM - Seorang warga, Suyanto, 62, memproduksi tahu di dekat sisa bangunan pabrik kertas yang didirikan Dutch-Japan Plantation Coy di Dukuh Karangtengah, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Rabu (2/2/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dukuh Karangtengah yang masuk wilayah Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen pernah maju pada zaman dulu. Hal ini terbukti adanya penemuan sisa-sisa bangunan bekas pabrik kertas dari olahan serat agave.

Sisa bangunan bekas pabrik tersebut bisa ditemui di kebun di dekat sumber mata air bernama Sendang Bendo di dukuh tersebut. Sisa pabrik yang masih ada berupa pondasi pabrik serta dua bangunan yang dulunya diduga untuk dudukan mesin penggiling. Satu sisa bangunan yang diduga sebagai dudukan mesin ditumbuhi tanaman liar. Namun masih tampak kokoh khas bangunan Belanda.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sedangkan satu sisa bangunan lain berada di dekat pipa pembuangan limbah rumah tangga warga setempat. Maklum, lokasinya berada di belakang rumah warga serta berdekatan dengan pabrik tahu rumahan.

Warga setempat yang juga sebagai perajin tahu, Suyanto, 62, menjelaskan dulunya bangunan tersebut merupakan pabrik pengolah serat nanas zaman penjajahan Belanda. Dia dapat cerita tersebut dari bapaknya. Namun ia tidak tahu nama resmi pabrik kertas tersebut.

Menurut dia, bangunan pabrik pernah coba dihancurkan menggunakan dinamit. Sisa bangunan berupa besi dijual warga. Sedangkan material kayu dimanfaatkan warga untuk membuat pintu rumah.

“Dulu kayu kajang-kajang dibikin pintu-pintu oleh warga dan sampai sekarang masih bagus. Pabrik dulunya luasnya separuh Karangtengah,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga: Pisang Cavendish Mulai Ditanam di Sumberlawang Sragen

Suyanto lebih lanjut menjelaskan dulu di sekitar pabrik ada sumur yang jadi sumber air. Di sumur itu terdapat mesin yang diduga pompa. Kemudian ada salah seorang warga yang berniat mengambil mesin tersebut namun justru mengalami kecelakaan hingga patah kaki. Dari kejadian itu, kemudian warga setempat memutuskan menguruk sumur tersebut bisa tak memakan korban.

Selain sisa bangunan pabrik, ada satu makam anak warga Belanda di Dukuh Karangtengah.

Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, mengaku pernah mencari pabrik kertas itu melalui peta lawas buatan 1934 dan 1944.

Ia juga mendapat informasi mengenai pabrik itu dari surat kabar De Sumatra Post edisi 21 Januari 1935. Dari surat kabar tersebut diketahui pabrik kertas itu didirikan Van Dutch-Japan Plantation Coy.

Baca Juga: Asale Taman Doa Ngrawoh Sragen, Ziarah untuk Ngarah Uwoh

“Biasanya serat nanas dibikin goni atau tali-tali, namun ini dibuat bahan baku kertas. Ini agak baru terdengar. Di sini perkebunan banyak dulu untuk menghasilkan bahan baku serat grade A dan grade B. Produksi sampai tahun berapa belum ditemukan,” kata Yoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya