SOLOPOS.COM - Perintis Partguyuban UMKM Solo (PUS), Iman Buahiri Santoso, 51, menata produk dari UMKM di kantin Hetero Space Solo, pada Rabu (22/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Beragam cara dilakukan untuk membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkembang. Salah satunya dilakukan oleh Partguyuban UMKM Solo (PUS) yang mengelola katalog digital dan koperasi.

Hal ini diungkapkan oleh Perintis PUS, Iman Buhairi Santoso, 51. Iman menguraikan setidak ada 655 orang tergabung dalam PUS. Awalnya PUS ditujukan untuk masyarakat Kota Bengawan, namun saat ini juga terbuka untuk masyarakat Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Latar belakang PUS sendiri karena kami ingin semua bisa berbagi ilmu, karena tidak semua pelaku UMKM bisa tersalurkan sama dinas, hanya sebagian kecil. Katakanlah dari 650-an orang, mungkin hanya 20%, selebihnya siapa yang merangkul,” papar Iman saat ditemui Solopos.com di Hetero Space Solo, pada Rabu (22/3/2023).

Paguyuban ini digagas sejak Juni 2021 lalu, dengan pelaku UMKM mayoritas pada budang kuliner, yaitu hampir 70%. Iman menjelaskan bahwa PUS tidak hanya ditujukan bagi orang yang telah mempunyai usaha, namun termasuk orang yang ingin merintis usaha.

Sehingga orang yang belum mempunyai usaha sendiri bisa memiliki pandangan dan bisa difasilitasi melalui PUS, baik dari sertifikasi halal, nomor induk berusaha (NIB), sertifikat izin pangan industri rumah tangga (P-IRT), serta link bazar offline.

Rata-rata anggota PUS berusia 40 tahun ke atas, namun Iman mengaku usia milenial juga banyak yang melirik sektor UMKM.

Untuk media promosi produk UMKM mereka, PUS mengelola katalog digital yang bisa diakses pada laman klikumkm.id. Selain itu Iman menuturkan saat ini pihaknya tengah merintis marketplace mandiri, yaitu riselpedia.com.

Marketplace tersebut nantinya dikelola bersama-sama dalam koperasi UMKM, yaitu Koperasi Multi Pihak UMKM Sinergi Sejahtera (Kampuss) yang kemudian bisa diakses di laman kampuss.id.

“Koperasi multi pihak, jadi bukan koperasi simpan pinjam, jadi mempertemukan produsen, konsumen, dan wadah pemasaran, seperti marketplace. Kami juga ingin merintis pasar offline, semacam galeri UMKM, jadi ada sisa hasil usaha [SHU] yang bisa dibagi kelak,” papar Iman.

Iman menilai poin penting dalam UMKM bisa berkembang adalah dengan promosi dari pemilik usaha sendiri. Sementara itu sektor UMKM yang berpulang besar adalah kuliner kemasan basah, seperti pie, brownies, bakpia, hal ini didasarkan dari toko oleh-oleh Krisna di Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya