Punting Beliung Terjang Puluhan Rumah di Dusun Dayakan

GUNUNGKIDUL—Bencana angin puting beliung kembali melanda Gunungkidul. Kali ini puting beliung merusak puluhan rumah warga Dusun Dayakan Kulon serta Dayakan tengah, Desa Dadapayu. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Beberapa waktu lalu angin puting beliung juga memporak-porandakan puluhan rumah warga di desa Pampang, Paliyan.

Kepala Dusun Dayakan Kulon, Sumadi, 33, kepada Harian Jogja menjelaskan, akibat kejadian angin puting beliung tersebut tercatat ada 24 rumah mengalami kerusakan. “Kerusakan itu paling banyak terjadi di rumah warga dusun Dayakan Kulon sebanyak 17  rumah termasuk juga balai dusun Dayakan Kulon sedangkan tujuh rumah lainnya adalah milik warga Dayakan tengah,” ujarnya, Rabu, (16/1).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mayoritas kerusakan itu, kata dia,  terjadi pada genting rumah warga karena berhamburan saat terkena terpaan angin. “Namun ada dua kandang milik dua warga yang rusak, dan satu rumah tertima pohon kelapa tumbang,” terangnya.

Berdasar informasi yang dihimpun Harian Jogja, peristiwa yang membuat panik warga Dusun Dayakan ini terjadi pada Selasa, (17/1), petang. Partiyem, 50, salah seorang warga Dayakan Kulon, yang atap rumahnya hancur diterjang angin puting beliung itu mengatakan, munculnya angin puting beliung itu diawali dengan pergantian cuaca mendadak dari terang menjadi gelap. Sesaat kemudian, muncul angin kencang yang berputar-putar dan menerjang atap rumah miliknya.

“Anginnya wujudnya mirip pusaran air, saya kaget dan langsung sembunyi di dapur untuk menghindari terjangan angin,” ujar wanita paruh baya yang tinggal bersama suami, menantu dan empat cucunya itu.

Beruntung, dalam kejadian itu, Partiyem bisa menyelamatkan diri beserta anggota keluarga lainnya. Namun atap sebagian Partiyem rontok lantaran tidak kuat menahan terpaan angin puting beliung. Usai kejadian itu, warga dengan dibantu 15 personel dari Polsek Semanu, Koramil, dan Kodim langsung mengadakan kerja bakti di rumah Partiyem dan di rumah warga lainnya.(Harian Jogja/Kurniyanto)