SOLOPOS.COM - Warga Gayamsari, Kota Semarang, Salamun, saat membuat kerajinan berbentuk burung dari barang-barang bekas atau sampah yang diolah di rumahnya, Selasa (2/11/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Persoalan sampah di wilayah Semarang Utara sejak dulu memang pelik. Kondisi itu pun menggugah keprihatinan seorang nelayan bernama Salamun, 50, warga Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, untuk menyulap sampah-sampah yang bertebaran di laut sebagai sebuah kerajinan yang memiliki nilai jual.

Dijumpai Solopos.com di Rumah Kerajinan Merak milikinya, Rabu (2/11/2022), Salamun tampak sibuk memilah-milah sampah. Ada berbagai sampah yang berserakan mulai dari kaleng bekas, botol bekas, bambu hingga kayu sengon.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aneka macam sampah itu pun akan diolah Salamun menjadi sebuah kerajinan berbentuk burung merak, murai, ayam jago, naga, warak ngendok, kapal, dan lain sebagainya. Aktivitas membuat kerajinan dari sampah itu sudah dilakoni Salamun sejak lima tahun terakhir.

“Saya kesehariannya sebagai nelayan, mencari kerang di laut. Tiap melaut selalu lihat sampah. Daripada berserakan, terus bikin resah, saya ambil. Terus kepikiran dibuat kerajinan,” ujar Salamun.

Bapak tiga anak ini mengaku belajar secara autodidak dalam mengolah limbah kaleng menjadi kerajinan tersebut. Ia hanya mengandalkan indera pengamatan dan visual berpikir.

Baca juga: Tidak Hanya Bali, Salatiga Juga Punya Perajin Ogoh-Ogoh

kerajinan dari sampah semarang
Kerajinan dari sampah hasil karya nelayan asal Semarang, Salamun. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

“Enggak punya basic buat beginian [kerajinan]. Mengalir saja sambl belajar. Kalau bentuknya saya lihat lingkungan terus membayangkan posenya seperti apa,” ungkapnya.

Proses pembuatan kerajinan milik Salamun memang tergolong rumit dan memerlukan ketelitian. Awalnya, kaleng bekas yang dipunguti dari laut itu dipotong-potong memanjang.

Setelah itu bagian tepinya dipotong kecil-kecil. Setelah itu, ia pun membentuk potongan-potongan itu seperti spiral.

Baca juga: Waduh, Sudah Setahun PLTSa Jatibarang Semarang Mangkrak, Ini Pemicunya

Salamun mengaku untuk membuat satu kerajinan berupa aksesoris berbentuk burung merak dibutukan waktu selama hampir dua pekan. Sekali membuat kerajinan itu, ia bisa menghabiskan 35 kaleng bekas.

Hasil kerajinan itu pun dipasarkan Salamun secara offline maupun online melalui akun Instagram @kerajinan_merak_raja. Satu kerajinan berbentuk burung merak dibanderol dengan harga Rp250.000 hingga Rp3 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya