SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Kepala Subseksi Pemeliharaan Data Pertanahan nonaktif BPN Kota Semarang Windari Rochmawati dijatuhi hukuman enam tahun penjara dalam kasus pungutan di luar biaya resmi dalam pengurusan dokumen pertahanan di institusi agraria tersebut.</p><p>Putusan yang dibacakan ketua majelis hakim Ari Widodo dalam sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (24/9/2018) malam, sama persis seperti tuntutan jaksa penuntut umum. Selain hukuman badan, hakim juga menjatuhkan hukuman denda Rp200 juta yang jika tidak dibayarkan maka akan diganti dengan kurungan selama dua bulan.</p><p>Hakim menyatakan terdakwa terbukti melanggar Pasal 12 huruf e UU No. 31/1999 yang telah diubah dan ditambahkan dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pertimbangannya, hakim menyatakan terdakwa terbukti memaksa para PPAT yang mengurus dokumen pertanahan di kantor BPN tersebut untuk memberikan sejumlah uang di luar biaya tidak resmi yang ditentukan.</p><p>Terdakwa, lanjut dia, terbukti membuat daftar biaya yang harus dibayarkan setelah produk pertanahan berupa pengecekan sertifikat dan balik nama selesai dikerjakan. Hakim juga menolak pembelaan terdakwa yang menyatakan tidak ada unsur pemaksaan dalam pemberian uang di luar biaya tidak resmi itu. Total pungutan di luar biaya tidak resmi yang diperoleh terdakwa selama kurun waktu Oktober 2017 hingga Februari 2018 tersebut mencapai Rp597 juta.</p><p>Hakim juga menyatakan perbuatan terdakwa tersebut tidak sejalan dengan program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. "Terdakwa berbelit-belit selama persidangan," katanya dalam pertimbangan yang memberatkan.</p><p>Atas putusan tersebut, hakim memberi kesempatan kepada terdakwa maupun jaksa untuk pikir-pikir sebelum memutuskan upaya hukum lanjutan.</p><p>Sebelumnya, Kepala Subseksi Pemeliharaan Data Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Semarang Windari Rochmawati didakwa menerima uang Rp597 juta yang merupakan pungutan di luar biaya resmi pengurusan dokumen agraria di Ibu Kota Jawa Tengah itu. Pungutan liar tersebut antara lain berasal dari 169 PPAT.</p><p><a href="http://semarang.solopos.com/read/20180523/515/918083/pungli-di-kantor-pertanahan-semarang-diungkap-pegawai-honorer">Pungutan</a> tersebut dilakukan terdakwa pada kurun waktu Oktober 2017 hingga Februari 2018. Terdakwa mengurusi bagian pengecekan dan peralihan hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Semarang. Besaran biaya yang dibebankan dari pengurusan dokumen agraria tersebut sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai penerimaan negara bukan pajak.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya