SOLOPOS.COM - Ilustrasi pungutan liar alias pungli. (Googleimage)

Pungli tunjangan sertifikasi di lingkungan Kemenag Pamekasan mulai tercium ketika para guru berunjuk rasa.

Madiunpos.com, PAMEKASAN – Puluhan guru non PNS penerima tunjangan sertifikasi di bawah naungan Kemenag Pamekasan, menagih tunjangan Rp25 miliar yang belum dibayar selama 2014. Karena tetap tidak menerima tunjangan, seorang guru pingsan dan ambruk di depan Kantor Kemenag Pamekasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Guru yang pingsan merangkap sebagai korlap aksi diketahui bernama Ahmad Fakih. Guru yang telah mengabdi selama 16 tahun itu pingsan, lantaran selama 1 jam menagih tunjangan namun tak berhasil.

Kepala Kemenag Pamekasan, Juhedi ngotot bahwa tunjangan sertifikasi untuk 3.000 guru sebesar Rp25 miliar masih nyantol di kas Kementerian Agama pusat di Jakarta.

“Saya tak bisa membayar tunjangan sertifikasi bagi 3.000 guru non PNS yang berhak atas tunjangan sertifikasi. Masalahnya, dana miliaran tersebut masih belum dibayarkan oleh Kemenag Pusat. Fakta ini tak hanya ada di Pamekasan. Melainkan di seluruh Jawa Timur juga belum dibayar,” tandas Juhedi ditemui usai demo, Rabu (17/6/2015).

Untuk menagih tunjangan sertifikasi guru non PNS itu, puluhan guru yang tergabung dalam wadah Forum Guru Non PNS Pamekasan (FGNP), mendemo Kantor Kemenang yang berlokasi 50 meter selatan Pendopo Bupati Pamekasan.

Ahmad Fakih yang menjadi korlap sekaligus orator demo, menegaskan, untuk mencairkan dana tunjangan sertifikasi ternyata ada pungli. Ada ratusan orang guru yang dimintai uang Rp 50.000 oleh sejumlah pejabat Kantor Kemenag Pamekasan.

“Lantaran keinginan yang sangat besar untuk menikmati tunjangan sertifikasi guru non PNS, ada ratusan bahkan mungkin ribuan rekan kami yang dimintai uang pelicin Rp50.000 per orang. Yang meminta adalah pejabat Kemenag. Ini sebuah ironisme kehidupan,” seru Fakih.

Terkait pungutan liar itu, Kepala Kemenag Pamekasan, Juhedi, berjanji akan menelusurinya. “Jika terbukti benar, pejabat tersebut akan saya beri sanksi administratif sekaligus saya minta agar mengembalikan uang pungli itu kepada para guru yang memberinya,” tandasnya.

Aksi demo guru FGNP itu berakhir kondusif. Puluhan guru penerima tunjangan sertifikasi tersebut mengakhiri aksi dengan menyalami Kepala Kemenag Pamekasan beserta pejabat terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya