SOLOPOS.COM - Sejumlah narapidana berada di dalam Rutan Klas IIB Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (7/5/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Priyatno)

Keluarga tahanan mengungkapkan salah satu modus pungli di Rutan Pekanbaru, yaitu diminta transfer Rp2 juta.

Solopos.com, PEKANBARU — Dugaan praktik pungutan liar (pungli) dan pemerasan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II-B Kota Pekanbaru terus terungkap. Setelah para tahanan mengungkapkan kasus ini kepada Menkumham Yasonna Laoly, kini para keluarga yang mengungkapkan modusnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hari ini, keluarga tahanan di luar Rutan Pekanbaru terus mengungkapkan dugaan pungli dan pemerasan yang menimpa tahanan. Seorang keluarga tahanan, Susianti, mengatakan anaknya yang menghuni blok C di Rutan Pekanbaru diminta membayar uang Rp2 juta agar bisa dipindahkan ke ruang yang lebih baik.

Ekspedisi Mudik 2024

“Anak saya sampai tidur di WC karena tahanan penuh, kalau mau pindah harus bayar Rp2 juta dan dikirim lewat rekening,” kata Susanti, Senin (8/5/2017), sambil menunjukan pesan singkat telepon selulernya yang menunjukan nomor rekening BRI yang dituju adalah 563201031116537 atas nama Efendi Anggara.

Ia mengatakan belum sempat mentransfer karena terjadi insiden di Rutan. Anaknya sempat ikut kabur, namun kemudian menyerahkan diri. Menanggapi hal tersebut, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Ferdinand Siagian mengaku tidak mengetahui adanya pungli dengan motif transfer ke rekening. “Saya tidak tahu itu, belum tahu,” ujarnya.

Senin, Rutan Pekanbaru sudah kembali membuka layanan besuk bagi keluarga tahanan, pasca insiden kaburnya ratusan tahanan pada Jumat (5/5/2017) lalu. “Seperti bisa dilihat keluarga tahanan sudah bisa tersenyum karena tidak ada lagi pungli, dan petugas melayani dengan senyuman sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Riau, Ferdinand Siagian, di Rutan Klas IIB Pekanbaru.

Rutan Pekanbaru sempat tidak melayani kunjungan keluarga tahanan akibat pecahnya insiden kerusuhan yang berbuntut ratusan tahanan kabur. Kini, Ferdinand mempersilakan sejumlah jurnalis untuk melihat langsung ke dalam Rutan hingga ke tempat pertemuan keluarga dengan tahanan serta narapidana.

Ratusan keluarga tahanan mengantre sejak pagi untuk bisa masuk ke dalam Rutan. Mereka ada yang membawa makanan dan pakaian. Mereka secara bergilir masuk dan diberi waktu 15 menit untuk besuk.

“Tapi tidak boleh sampai ke blok tahanan ya, nanti kalau ada apa-apa saya yang disalahkan lagi. Intinya, tidak ada pemerasan lagi, semua dilayani dengan baik,” kata Ferdinand. Baca juga: 6 Petugas Rutan Pekanbaru Diperiksa, 1 Diduga Aniaya Tahanan.

Polda Riau mengungkapkan kaburnya ratusan tahanan Rutan Sialang Bungkuk khususnya Blok B dan C, pada Jumat lalu karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Mereka akhirnya membuat kericuhan dan mendobrak pintu setinggi 3 meter bagian samping kanan rutan, lalu kabur. Rutan kelebihan kapasitas penghuni, yang seharusnya hanya berkapasitas 361 tahanan, namun kenyatannya berisi 1.870 orang. Dalam satu sel yang seharusnya hanya 10-15 orang namun diisi 30 orang.

Dalam laporan Satuan Binmas Polresta Pekanbaru disebutkan bahwa hasil keterangan dari para penghuni rutan yang sudah ditangkap kembali, akar permasalahan akibat adanya pungli terhadap narapidana. Narapidana tidak mendapatkan pelayanan yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya