SOLOPOS.COM - Motor dan mobil yang digunakan Kejari Bantul sebagai sarana inovasi mereka Delivery Service. Foto diambil, Jumat (11/11/2016) siang. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Pungli Bantul diantisipasi melalui layanan delivery service

Harianjogja.com, BANTUL- Ibarat sebuah tradisi, korupsi dan pungutan liar sudah begitu mengakar. Tak terkecuali di Bantul. Untuk itu, Kajari Bantul punya triknya. Baru dua bulan menjabat sebagai Kajari, Ketut Sumedana membuktikan janjinya untuk menumpas habis para pemungut liar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak seperti biasa, garasi Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul kini terlihat sesak. Jika biasanya hanya diisi oleh beberapa unit kendaraan milik pegawai, kali ini garasi itu tampak penuh dengan hadirnya kendaraan baru dengan plat merah.

Jumat (11/11/2016) siang, dua unit motor dengan aksesori box hitam terparkir rapi di garasi. Tak hanya itu saja, dua unit mobil juga tampak terparkir di sana.

Ekspedisi Mudik 2024

Ternyata sudah sejak sebulan terakhir, kendaraan itu sengaja diparkir di situ. Jika dilihat dari tulisan yang tercetak, kendaraan itu sepertinya memang sengaja diset sedemikian rupa oleh pihak Kejari Bantul.

Bersambung halaman 2


“Ya. Inilah fasilitas layanan terbaru kami,” kata Kepala Kejari (Kajari) Bantul Ketut Sumedana saat dengan bangga memperkenalkan kendaraan baru lembaganya itu.
“Ya. Inilah fasilitas layanan terbaru kami,” kata Kepala Kejari (Kajari) Bantul Ketut Sumedana saat dengan bangga memperkenalkan kendaraan baru lembaganya itu.

Delivery Service. Nama layanan yang biasa melekat pada gerai makanan itulah yang ia pilih untuk menamai layanan terbaru Kejari.

Memang, laiknya layanan yang ada pada gerai makanan, kendaraan itu sengaja disetnya untuk memberikan layanan antar pada masyarakat. Hanya saja kali ini yang diantarnya adalah segala yang berbau layanan hukum (yankum).

Dua motor itu misalnya. Motor yang semula digunakan oleh pegawainya sebagai sarana operasional, kini sengaa ia ambil alih untuk kemudian dimodifikasi sedemikian rupa.

Di box hitam yang terpasang di bagian belakang motor itu tertulis jelas ‘Delivery Tilang’. Dari situ sudah jelas bahwa motor itu memang digunakannya sebagai sarana untuk mengantar barang bukti tilang yang biasanya berupa dokumen Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kepada para pemiliknya.

Bersambung halaman 3

Tentu saja, pengantaran ini akan dilakukan setelah yang bersangkutan mentransfer sejumah uang sesuai biaya tilang yang sudah ditetapkan ke nomor rekening Kejari Bantul.
Tentu saja, pengantaran ini akan dilakukan setelah yang bersangkutan mentransfer sejumah uang sesuai biaya tilang yang sudah ditetapkan ke nomor rekening Kejari Bantul.

Untuk fasilitas baru ini, Ketut sengaja akan memberdayakan dua orang tenaga office boy Kejari yang tengah berada di luar shift kerjanya. Lantaran berada di luar jam kerjanya, ia pun sudah menyiapkan honor tambahan untuk mereka.

Itulah sebabnya, ia pun melarang keras pegawainya itu untuk meminta honor tambahan kepada warga. Satu-satunya uang yang boleh diterima oleh si pengantar adalah uang pengganti bensin dari warga. “Itu pun jumlahnya tak boleh lebih dari Rp10.000. Itu pun hanya boleh kalau mengantarnya sampai keluar dari kecamatan [Bantul].”

Selain dua unit motor itu, Ketut juga menyulap dua unit mobil operasionalnya menjadi bagian sarana dari layanan baru itu. Keduanya masing-masing adalah mobil pick up dan mobil tahanan.

Mobil pick up yang biasa dipakai sebagai sarana pengangkut barang bukti berukuran besar dari Pengadilan Negeri itu kini difungsikannya ganda. Selain untuk mengambil barang bukti dari PN, mobil itu juga difungsikannya sebagai pengantar barang bukti kepada pemiliknya

Satu mobil lainnya, mobil tahanan disulapnya menjadi mobil yang lebih ‘ramah’. Tak ingin masyarakat mengernyitkan dahi bahkan sampai bergidik saat melihat mobil itu, Ketut pun menyulapnya menjadi lebih bersahabat.

Bersambung halaman 4

Bahkan, ia menyulapnya menjadi sarana yankum yang didalamnya kelak tak hanya memuat petuas yankum dari Kejari Bantul saja, melainkan juga akan memuat ratusan pustaka hukum dan umum. Alih-alih merasa seram, masyarakat nantinya ia harapkan bisa akrab dengan mobil itu.

Bahkan, ia menyulapnya menjadi sarana yankum yang didalamnya kelak tak hanya memuat petuas yankum dari Kejari Bantul saja, melainkan juga akan memuat ratusan pustaka hukum dan umum. Alih-alih merasa seram, masyarakat nantinya ia harapkan bisa akrab dengan mobil itu.

Tak cuma ingin mencari sensasi, pria yang baru dua bulan terakhir menjabat sebagai orang nomor satu di Kejari Bantul itu menganggap inovasi tersebut adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya tindak pungutan dari pegawainya kepada masyarakat.

“Salah satu penyebab munculnya pungutan adalah panjangnya prosedur, intensitas masyarakat bertemu dengan petugas. Jalur inilah yang saya potong. Saya usahakan seminimal mungkin masyarakat berinteraksi langsung dengan petugas penerima uang. Semoga ini bisa jadi inspirasi instansi lainnya” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya