SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Yogyakarta--Puncak musim hujan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan terjadi pada awal Januari 2011, setelah awal musim hujan dimulai pada pertengahan Desember 2010.

“Saat ini cuaca di wilayah DIY cenderung berawan pada pagi hari sampai menjelang siang, kemudian pada sore hari biasanya hujan dengan curah sedang,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Toni A Wijaya, di Yogyakarta, Senin (27/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal Januari 2011 itu, datangnya bersamaan dan merata di seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi DIY.

“Memang di dataran tinggi terutama di wilayah bagian utara DIY, hujannya lebih banyak dibandingkan dengan wilayah dataran rendah, namun secara umum datangnya puncak musim hujan bersamaan di seluruh wilayah di provinsi ini,” jelasnya.

Ia menyebutkan curah hujan di wilayah Provinsi DIY saat ini rata-rata 50 milimeter per jam. “Ini masih tergolong normal curah hujannya,” imbuhnya.

Mengenai hujan dengan curah tinggi, dan agak lama yang terjadi Minggu (26/12) di wilayah Provinsi DIY, menurut Toni, itu akibat dari cuaca ekstrem.
“Diperkirakan mulai Selasa (28/12-red) hujan kembali normal, seperti sewajarnya musim hujan,” lanjut dia.

Ia menyampaikan hujan dalam musim hujan yang normal salah satu cirinya adalah tidak lebat, tetapi berlangsung lama.

Sedangkan terkait dengan banjir lahar dingin akibat hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi, tambahnya,  BMKG memberikan pelayanan informasi cuaca kepada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.

“Namun, BPPTK memiliki kriteria jika curah hujan lebih dari 40 milimeter per jam, dikategorikan kondisi cukup membahayakan karena bisa menghanyutkan timbunan material vulkanik Merapi sehingga menimbulkan banjir lahar dingin di sungai-sungai di kawasan kaki gunung itu,” terangnya.

ant/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya