SOLOPOS.COM - AMBIL SAMPEL -- Petugas Seorang peneliti BBP2VRP Salatiga mengambil sampel nyamuk di rumah milik Warso, warga Dukuh Grasak RT 41, Gondang, Sragen, Kamis (21/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sragen (Solopos.com) – Sekitar 30 orang di Dukuh Grasak RT 41, 42 dan 43, Kelurahan/Kecamatan Gondang, Sragen terjangkit virus chikungunya sejak dua pekan terakhir. Puluhan warga tersebut mengalami lumpuh temporer selama dua hari akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

AMBIL SAMPEL -- Seorang peneliti BBP2VRP Salatiga mengambil sampel nyamuk di rumah Warso, warga Dukuh Grasak RT 41, Gondang, Sragen, Kamis (21/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Reservoar Penyakit (BBP2VRP) Salatiga sudah mengambil sampel nyamuk di tiga RT tersebut untuk diuji di laboratorium BBP2VRP Salatiga, Kamis (21/7/2011). Sebanyak enam peneliti yang dipimpin Retno Ambar Yuniati diterjunkan untuk mengetahui perbedaan serangan chikungunya di Sragen dengan daerah lain.

Seorang warga Dukuh Grasak RT 41, Munadi, 39, saat dijumpai wartawan, menerangkan sebanyak tujuh orang anggota keluarganya terjangkit chikungunya. Dia mengatakan gejala awalnya panas disertai demam dan persendian kaki terasa nyeri. “Kaki saya ini dipegang saja sakit. Saya tidak bisa ke mana-mana atau lumpuh selama dua hari. Saya ini terhitung orang terakhir di keluarga saya yang terjangkit penyakit itu. Saya baru tahu kalau penyakit itu chikungunya saat anak, Arfa, 3, tiba-tiba jatuh. Tubuhnya panas dan kakinya saya pegang, malah anak itu menangis. Setelah saya bawa ke mantri kesehatan ternyata terkena chikungunya,” kisahnya.

Keluarga Bambang Widjo Purwanto, salah satu anggota Komisi II DPRD Sragen juga terjangkit chikungunya. Rumah Bambang terletak di depan rumah Munadi. Bambang dan anak laki-lakinya sempat dirawat di RSUD Sragen dan baru pulang, Rabu (20/7/2011) lalu.

Terpisah, Kepala BBP2VRP Salatiga, Bambang Heryanto, saat dijumpai wartawan, mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen untuk melakukan penelitian di fokus chikungunya. Menurut dia, hasil klinis menunjukkan gejala penyakit yang diderita warga positif chikungunya. “Virus yang dibawa nyamuk aedes ini biasanya menyerang pada persendian hingga mengakibatkan lumpuh temporer. Selama ini belum ada kasus kematian akibat chikungunya. Kami pernah menangani kasus serupa di Sragen pada 2010 dan jumlahnya lebih besar dari jumlah kasus di Gondang ini. Kami belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas kasus chikungunya di Sragen,” tegasnya.

Dia menguraikan sampel yang diambil akan diteliti untuk menghasilkan vaksin untuk mengobati chikungunya. Menurut dia, penyakit ini terus berkembang seiring perjalanan waktu. Penelitian yang melibatkan enam orang itu, ungkapnya, untuk mengetahui perkembangan penyakit di Gondang ini apakah memiliki persamaan dengan perkembangan penyakit serupa di daerah lain.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya