SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Puluhan warga Kecamatan Slogohimo diduga keracunan. Mereka mengalami mual, diare, dan pusing setelah mengikuti pengajian di rumah salah satu warga di Desa Bulusari, Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, Rabu (10/10/2018) malam. 

Hingga Jumat (12/10/2018), beberapa warga masih menjalani rawat inap dan ada juga yang baru memeriksakan kondisinya. Mereka dirawat di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri, Kecamatan Slogohimo dan Klinik Budi Luhur, Kecamatan Slogohimo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Rumah Sakit Amal Sehat, Rosyid Ridho, didampingi Kabaghumas Imawan Haris, saat ditemui Solopos.com, Jumat, mengatakan 13 orang telah memeriksakan diri dan beberapa di antaranya harus menjalani rawat inap.

“Warga yang datang mengalami mual, diare, hingga pusing. Beberapa orang dapat memuntahkan makanannya namun sebagian lainnya tidak bisa muntah,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menambahkan kini masih delapan orang yang  menjalani rawat inap dan lima orang hanya menjalani rawat jalan. Warga yang memeriksakan kondisinya datang setelah pengajian dan keesokan harinya.

Pemilik Klinik Budi Luhur, Djarot, mengatakan 14 warga telah datang memeriksakan diri ke kliniknya hingga Jumat pagi. Delapan orang menjalani rawat inap dan harus mendapatkan penanganan intensif karena diare parah. 

Warga yang datang berasal dari Desa Bulusari, Randusari, dan Koripan. Salah satu pasien rawat inap Rumah Sakit Amal Sehat, Larti, 40, mengaku saat mengikuti pengajian ia menyantap nasi tiwul dengan sayur tempe. 

Ia mengalami mual yang sangat parah hingga pusing setelahnya. “Saya rewang [membantu-bantu] saat digelarnya pengajian. Sebelumnya sempat pusing namun saya kira biasa saja. Keesokan harinya saya mendengar beberapa warga dirawat di rumah sakit lantas saya segera memeriksakan diri,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Slogohimo, Sawardi, mengatakan telah mengambil sampel makanan dan air minum yang disajikan saat pengajian. Menurutnya, pengakuan warga berbeda-beda mengenai makanan apa saja yang mereka santap. 

Namun mereka mengalami gejala yang sama. Hampir seluruh warga yang mengikuti pengajian merasakan pusing namun banyak yang hanya  minum obat lantas sembuh. Sedangkan beberapa warga harus menjalani rawat inap termasuk tuan rumah pengajian.

“Warga yang mengikuti pengajian sekitar seratus orang. Menurut warga, hidangan yang disajikan nasi pecel, nasi tiwul, makanan ringan, dan daging ragi. Ada yang makan pecel tidak makan tiwul tapi keracunan. Ada pula yang sebaliknya,” ujarnya.

Dia masih menunggu hasil uji sampel yang telah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Ia belum dapat menduga apa yang menyebabkan warga keracunan. 

Warga yang dirawat dibiayai dari BPJS. Dia juga berencana melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai cara pengolahan makanan yang tepat agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya