SOLOPOS.COM - Pengurus Perkumpulan Darma Bakti menjelaskan rencana penampilan ketoprak pengusaha di ruang audio visual SD Kristen 3 Klaten, Selasa (6/3/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Warga keturunan Tionghoa bakal mementaskan ketoprak di Klaten.

Solopos.com, KLATEN – Puluhan warga keturunan etnis Tionghoa di Kabupaten Klaten bakal tampil pada pergelaran ketoprak pengusaha yang digelar di aula SD Kristen 3 Klaten, Sabtu (10/3/2018) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penampilan warga keturunan tersebut sekaligus mengukuhkan kembali perkumpulan mereka bernama Darma Bakti. Lakon yang dimainkan yakni Rebut Kuwasa disutradarai Bondan Nusantara. Dari total sekitar 50 pemain, 90 persen di antaranya merupakan warga keturunan Tionghoa.

Mantan pebulu tangkis Tiongkok era 1980-an dan 1990-an yang pernah menjadi juara dunia, Huang Hua, turut tampil dalam pentas tersebut. Huang Hua kini berkewarganegaraan Indonesia setelah menikah dengan salah satu pengusaha asal Klaten, Tjandra Budi Darmawan, yang juga tampil pada pentas tersebut.

Pentas ketoprak dipilih sebagai media mereka tampil untuk mendukung niatan menjadikan Klaten sebagai Kota Ketoprak. Pentas itu juga menunjukkan warga keturunan Tionghoa yang hidup di Klaten juga akrab dengan kebudayaan di tempat tinggal mereka.

“Tujuan utama pentas ini digelar untuk menunjukkan bahwa warga Tionghoa di Klaten mau berbaur. Yang jadi daya tarik dari penampilan ini salah satunya istri saya [Huang Hua], walau Bahasa Jawa tidak bisa tetapi dipaksa main ketoprak. Nanti bisa dibuktikan niatan kami benar-benar ingin tampil bermain ketoprak,” urai Tjandra yang juga menjadi Bendahara Perkumpulan Darma Bakti Klaten saat jumpa pers di ruang audio visual SD Kristen 3 Klaten, Selasa (6/3/2018).

Perkumpulan warga keturunan etnis Tionghoa di Klaten sempat eksis pada 1963 dengan berbagai kegiatan di bidang sosial, kedukaan, dan kesenian. Namun, perkumpulan warga Tionghoa yang mayoritas merupakan pengusaha di Klaten kemudian vakum.

Perkumpulan itu kembali bergeliat setelah ada pertemuan di pemkab pada Agustus 2017. Mereka merevitalisasi perkumpulan dengan menamakan diri menjadi Perkumpulan Darma Bakti. Perkumpulan itu sudah berbadan hukum dan mengantongi SK Kemenkum HAM pada 2017. Fokus kegiatan perkumpulan itu yakni di bidang sosial kesenian, olahraga, serta kedukaan.

“Perkumpulannya ada tetapi tidak aktif terutama sekitar tujuh tahun terakhir. Bisa dibilang perkumpulannya mati suri. Makanya kami bangkitkan lagi. Kami berharap kegiatan dari perkumpulan ini bisa mendekati PMS [Perkumpulan Masyarakat Surakarta]. Saat awal kami dipanggil [ke pemkab] itu anggota baru sedikit. Namun, sekitar satu hingga dua bulan anggota sudah banyak,” katanya.

Tjandra menuturkan saat ini ada sekitar 400an warga etnis Tionghoa yang tergabung dalam perkumpulan itu. Mereka belakangan rutin iuran salah satunya untuk membiayai berbagai kegiatan yang digulirkan.

Pengawas Perkumpulan Darma Bakti Klaten, Edy Sulistyanto, mengatakan para pengusaha itu latihan rutin sepekan dua kali. Ia menjelaskan pentas ketoprak pengusaha dari kalangan etnis Tionghoa itu bisa menunjukkan kemajemukan di Kabupaten Bersinar.

“Banyak pentas ketoprak di Klaten itu rasanya sangat senang,” kata Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya