SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Sebanyak 35 anggota Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (supeltas) Solo mendatangi Kantor Gelora Taksi di Jajar, Laweyan, Kamis (11/4/2013). Mereka bermaksud meminta klarifikasi terkait dugaan pemukulan terhadap seorang anggota supeltas oleh oknum sopir taksi, sehari sebelumnya.

Peristiwa tersebut bermula saat Repan alias Bagong tengah mengatur lalu lintas di persimpangan Gondang, Banjarsari, Solo, Rabu (10/4) sore. Dia mencoba menghentikan sebuah taksi yang melaju, namun si pengemudi nekat menerobos. Alih-alih mematuhi instruksi Repan, sopir itu justru turun dari taksi dan memakinya. Ia bahkan mendorong Repan hingga terjungkal di trotoar dan hampir tertabrak mobil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Katanya orang-orang yang ada di situ, dia didorong dan dibentak-bentak, ‘wong dudu polisi kok ngatur-ngatur dalan’ [bukan polisi kok mengatur jalan], ya memang biasa kami disepelekan seperti itu,” tutur Koordinator Supeltas Solo, Rahmat Kartolo, ketika ditemui Solopos.com di perempatan Baron, Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Akibat insiden itu, Repan tidak dapat bekerja dan harus dirawat di rumah. Namun, anggota supeltas lain belum mengetahui secara pasti kondisi rekannya tersebut. “Katanya kemarin masih harus pijat, mungkin keseleo atau bagaimana. Rumahnya jauh di Sumberlawang, Gemolong, jadi kami belum sempat menjenguk,” imbuh Kartolo.

Para anggota supeltas yang merasa geram lantas berencana untuk mendatangi kantor Gelora Taksi. Mereka juga menyiapkan spanduk untuk menggelar demo di markas Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Solo.

Namun, setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk menyelesaikan persoalan itu secara kekeluargaan. Kartolo dan kawan-kawannya kemudian mendatangi kantor Gelora Taksi untuk meminta konfirmasi.
Supeltas dan Pimpinan Gelora Taksi lantas bertandang ke Markas Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Solo. Setelah berembuk, mereka sepakat untuk kembali membahas masalah itu Sabtu (13/4) mendatang.

“Pertemuan tadi belum ada hasilnya, soalnya korban sendiri tidak hadir karena masih sakit. Jadi kedua belah pihak sepakat untuk ketemu lagi, tapi dengan catatan korban harus hadir, biar bisa tahu oknum sopirnya,” imbuh salah satu anggota supeltas, Marthin.

Para anggota supeltas menghargai niat baik dari pimpinan Gelora Taksi yang mau mendengar aduan mereka dan menyelesaikan persoalan itu secara kekeluargaan. Gelora Taksi juga siap melacak oknum sopir yang diduga melakukan pemukulan itu.

Supeltas tidak mengharapkan tanggung jawab dalam wujud materi. Mereka hanya meminta kesadaran para pengguna jalan untuk saling menghargai dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. “Bukan kami yang harus dihargai, tapi hargailah pengguna jalan yang lain, toh kita sama-sama hidup di jalan,” pungkas Kartolo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya