Solopos.com, KARANGANYAR -- Puluhan sukarelawan Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, menjalani pemeriksaan tuberkulosis dan HIV di Terminal Wisata Mbangun Makutarama, Sabtu (26/9/2020).
Pemeriksaan mobile VCT HIV melalui pemeriksaan antibodi HIV dan skrinning tuberkulosis (Tb) itu melibatkan Puskesmas Karangpandan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sebelum pemeriksaan tim medis Puskesmas Karangpandan memberikan penjelasan kepada calon peserta pemeriksaan gratis tersebut.
Klaster Perkantoran Sukoharjo: 8 ASN Positif Covid-19, Menara Wijaya Tutup 10 Hari
Informasi dari berbagai sumber, keikutsertaan sukarelawan asal Kecamatan Karangpandan dalam tes itu bersifat sukarela.
Sopir ambulance Relawan Karangpandan (Rendan) Indonesia, Hartono, mengungkapkan hal itu saat berbincang dengan Solopos.com melalui telepon selular, Minggu (27/9/2020).
Tono, sapaan akrabnya, menyampaikan dari total puluhan orang anggota Rendan hanya 25 orang yang hadir. Hal itu menurutnya karena anggota Rendan lainnya bekerja.
Telan Rp13 Miliar, Proyek Jembatan Lama Wonogiri-Sukoharjo Butuh Waktu 9 Bulan
Deteksi Dini
"Sebetulnya semua anggota Rendan mestinya ikut tetapi hanya 25 orang yang datang. Plus sukarelawan Karangpandan, Karanganyar, lainnya, yakni Reka. Ada lima orang. Kalau target puskesmas itu katanya 100 orang. Beberapa anggota tidak datang karena bekerja. Pemeriksaan kan pagi hari," kata Tono.
Ia mengapresiasi program Puskesmas Karangpandan memberikan fasilitas pengecekan kesehatan untuk sukarelawan, khususnya deteksi sedini mungkin Tb dan HIV.
Harapannya, program tersebut bisa berlangsung secara rutin. Namun, ia meminta agar kegiatan itu bukanpada pagi hari melainkan sore atau malam hari.
Maju Pilkada 2020, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni Cuti
Dengan begitu, harapannya lebih banyak anggota sukarelawan Karangpandan, Karanganyar, yang berpartisipasi.
"Kami membutuhkan perhatian dalam hal kesehatan. Ada kegiatan begitu, kami merasa diperhatikan," tuturnya.
Sebelum pemeriksaan, Tono mengatakan peserta mendapat arahan. "Tujuannya bagus, identifikasi sedini mungkin karena persebaran Tb meluas. Petugas memberi tahu kami bahwa Tb ini juga berbahaya. Bukan hanya Covid-19 yang bahaya," jelas Tono.
Kepala Puskesmas Karangpandan, Wahyu Purwadi Rahmat, menyampaikan memiliki program penjaringan suspek Tb-Paru dan voluntary counselling and testing (VCT) HIV.
Gempa Darat Magnitudo 4,4 Guncang Manokwari Selatan
Menurutnya, program pemeriksaan kesehatan seperti kepada sukarelawan Karangpandan, Karanganyar, tersebut rutin setiap tahun. Tahun ini, fokus penjaringan kepada sukarelawan.
Berpotensi Tinggi dan Berisiko
"Kebetulan komunikasi kami dengan Rendan Indonesia ini bagus dan intens. Jadi kenapa tidak kami sasar sukarelawan. Sebetulnya semua masyarakat bisa mengikuti VCT HIV dan penjaringan Tb. Tapi memang kami memilih. Kami lihat mana yang kami anggap berpotensi tinggi dan berisiko," tutur Wahyu kepada Solopos.com melalui telepon, Minggu.
Tak Sepakat Soal “Nyawiji”, Deklarasi Kampanye Damai Pilkada Wonogiri Gagal
Ia berharap kegiatan tersebut tidak ada yang memaknai macam-macam oleh sejumlah pihak. Kegiatan tersebut bentuk penjaringan awal dan deteksi dini terhadap penyakit berbahaya.
Seandainya ada yang mengalami gejala Tb-Paru lebih awal maka bisa dapat penanganan lebih cepat. "Dengan penjaringan, tahu lebih awal risiko Tb-Paru. Seandainya ada yang bergejala Tb-Paru biar bisa ditangani. Deteksi dini intinya. Hasil langsung keluar dan petugas sudah menyampaikan kepada yang bersangkutan. Jangan sampai terlanjur sakit."