SOLOPOS.COM - Karangan bunga yang menyinggung soal pohon dan city walk terpasang di depan kompleks Museum Radya Pustaka, Minggu (29/10/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Warga menyayangkan Jl. Slamet Riyadi Solo yang kini berubah jadi gersang setelah puluhan pohon ditebang.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga yang beraktivitas di arena car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Solo, menyesalkan kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang telah menebang puluhan pohon di median taman jalan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seroang pengunjung CFD Jl. Slamet Riyadi, Annisa Rahmawati, 20, menilai suasana Jl. Slamet Riyadi berubah menjadi gersang sejak dilaksanakan proyek drainase yang menyasar bagian city walk jalan tersebut. Dia mengamati pelaksanaan proyek tersebut berdampak pada pembongkar bagian median taman Jl. Slamet Riyadi yang secara otomatis menghilangkan tanaman perdu yang tumbuh di sana.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga Kelurahan Jebres, Jebres, tersebut tidak mengetahui secara pasti. Namun dia yakni ada beberapa pohon besar juga ikut ditebang seiring dengan pelaksanaan pembongkaran media taman oleh pemerintah.

“Yang jelas jadi kelihatan gersang sekarang. Pamandangan hijaunya jadi berkurang. Sepertinya beberapa pohon juga ikut ditebang ya? Kalau iya, sayang ya? Fungsi adanya pohon kan jelas, untuk kebaikan lingkungan. Butuh waktu lama lagi untuk bisa menumbuhkan pohon besar seperti yang sudah ditebang,” kata Annisa saat dimintai komentar Solopos.com, Minggu (29/10/2017).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu, di tepi Jl. Slamet Riyadi, tepatnya di depan pintu gerbang masuk Museum Radya Pustaka terdapat sebuah karangan bunga berwarna hijau yang berisi tulisan dengan konten menyinggung soal pohon dan city walk. Tulisan dalam karangan bunga, yakni “Dear Pohon Selamat Beristirahat Dari Kami yang Merindukanmu Citywalk Jaman Now”.

Baca juga: Demi Proyek Paving Block, Puluhan Pohon di City Walk Solo Ditebang.

Karangan bunga itu terpasang menyender di sebuah pohon besar yang terdampak proyek perbaikan drainase dengan menghadap ke utara atau ke arah kerumuman pengunjung CFD. Beberapa pengunjung CFD kedapatan sengaja berhenti untuk mengamati karangan bunga yang tidak diketahui siapa pengirimanya.

“Mungkin ini sindiran yang buat oleh seseorang atau sekelompok orang kepada pemerintah karena tidak sepakat dengan adanya perusakan taman dan penebangan pohon di Jl. Slamet Riyadi. Tapi saya tidak tahu pastinya seperti apa. Saya hanya mencoba mengartikan dari kalimat itu. Saya juga tidak tahu siapa yang menaruh karangan bunga ini. Saya lewat sini, sudah ada karangan bunganya,” kata Heru Pujantoro, 46, pengunjung CFD.

Saat dimintai informasi, Presiden Republik Aeng Aeng, Mayor Haristanto, yang tengah mengadakan kegiatan di depan Halte Sriwedari, mengaku juga tidak mengetahui siapa pemasang karangan bunga di depan kompleks Museum Radya Pustaka. Menurutnya, karangan bunga tersebut sudah ada sebelum dirinya datang ke arena CFD sekitar pukul 06.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya