SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani bawang merah di Bantul, DIY. (Antara)

Solopos.com BANTUL — Sekitar 30 petani bawang merah di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul, belakangan ini resah. Pasalnya, uang hasil penjualan bawang merah senilai Rp340 juta pada Mei lalu belum juga dibayar tengkulak.

Akibatnya, para petani kekurangan modal untuk persiapan menanam kembali lahan pertanian mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dukuh Nawungan, Jurianto, mengatakan petani di wilayahnya memang sering mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu, petani juga sering mendapatkan kerugian dengan keberadaan tengkulak nakal. Para tengkulak ini selalu mengaku rugi sehingga tidak membayarkan sisa uang pembelian kepada petani.

Baca Juga: Stok Obat Covid-19 di Bantul Aman Hingga Pertengahan Agustus

Sementara saat panen raya pada Mei lalu, datanglah pedagang besar dan menjanjikan akan membantu petani dengan membeli bawang merah mereka. “Namun dalam perkembangannya, pedagang itu tidak membayarkan semua. Awalnya petani dibayar Rp70 juta, dan masih ada sisa kekurangan sekitar Rp340 juta untuk 30 petani. Sampai saat ini, belum juga dibayarkan,” kata Jurianto, Kamis (5/8/2021).

Libatkan DP2KP Bantul

Jurianto menambahkan, petani telah berusaha agar Rp340 juta itu bisa segera dicairkan. Salah satunya adalah dengan menggelar mediasi dengan melibatkan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul.

“Sudah satu bulan lebih, namun belum juga dibayar. Padahal, kan mereka butuh uang itu secepatnya untuk membayar cicilan yang jatuh tempo,” terang Jurianto.

Baca Juga: Tragis, Terpeleset Saat Kabur Dari RS Lapangan, Pasien Covid-19 di Bantul Meninggal di Kolam ikan

Jurianto berharap uang itu segera dibayar mengingat petani saat ini sedang kesulitan. “Karena sudah dikejar-kejar cicilan yang jatuh tempo. Selain itu, dana itu kan dibutuhkan petani, apalagi saat ini PPKM,” jelasnya.

Sementara itu Kepala DP2KP Bantul, Yus Warseno, mengakui telah mengetahui masalah tersebut. Dari hasil mediasi, pihak tengkulak memastikan akan melunasi kekurangan pembayaran pembelian pada pekan ini.

“Jadi tetap akan dibayarkan. Minggu ini akan diselesaikan,” terang Yus Warseno.

Agar persoalan yang sama tidak terjadi, Yus meminta ke depan petani menerapkan pola pembayaran cash on delivery (COD).

“Jadi ada barang, ada uang. Agar tidak ada kendala seperti ini lagi,” ucap Yus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya