SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan transmigrasi (JIBI/Antara/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen kembali mendapatkan jatah (kuota) peserta program transmigrasi bagi lima keluarga tahun 2014.

Pemberangkatan kelima keluarga tersebut belum bisa dipastikan hingga Oktober ini. Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sragen, Sarwaka, saat ditemui wartawan, Jumat (17/10/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kuota peserta program transmigrasi yang hanya lima keluarga, menurut dia, sama dengan kuota tahun lalu. “Rencananya, mereka akan diitempatkan di Desa Mahalona, Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan,” kata dia.

Sarwaka mengakui jatah yang diberikan pemerintah pusat untuk Sragen masih jauh dari jumlah peminat program transmigrasi. Menurut dia saat ini tercatat 70 keluarga menjadi peminat program tersebut. “Jatahnya kurang banget,” imbuh dia.

Sarwaka menjelaskan, peminat transmigrasi yang belum bisa diberangkatkan, dimasukkan ke daftar tunggu. Mereka akan diberangkatkan sesuai waktu pedaftaran mereka sebagai peminat program transmigrasi.

Para peminat program berasal dari berbagai wilayah kecamatan di Bumi Sukowati. Jumlah wilayah kecamatan di Sragen yaitu 20 kecamatan. “Hingga saat ini minat masyarakat ikut transmigrasi cukup tinggi,” terang dia.

Sarwaka mengklaim telah meminta supaya kuota peserta transmigrasi ditambah. Tapi sejauh ini upaya tersebut diakui belum membuahkan hasil. Dia mengaku tidak tahu alasan minimnya kuota transmigrasi untuk Sragen.

Ditanya wartawan ihwal alasan para calon peserta transmigrasi ingin meninggalkan daerah, Sarwaka mengatakan, untuk meningkatkan taraf (standar) hidup. “Kuota untuk Jawa Tengah [Jateng] tahun ini hanya 150 keluarga,” tambah dia.

Di sisi lain, Sarwaka menerangkan, sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan transmigrasi, para calon peserta akan diberi pelatihan dan bantuan peralatan. Calon transmigran dari Jateng akan diberangkatkan bersama-sama.

Wakil Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas), Sri wahono, menganalisis para peminat program transmigrasi berasal dari daerah pinggiran. Mereka ingin pindah ke luar Jawa lantaran standar hidup mereka kurang.

Dia mendesak Pemkab Sragen meningkatkan dan memeratakan program pemberdayaan masyarakat. Menurut dia Pemkab harus mengutamakan program tersebut di wilayah yang menjadi kantong warga miskin.

Tujuannya, Wahono menerangkan, supaya warga Sragen bisa hidup lebih layak ke depan. Sehingga, dia melanjutkan, masyarakat tidak berpikir untuk meninggalkan Sragen. “Hal ini menjadi PR Pemkab sekarang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya