SOLOPOS.COM - Puluhan kepala desa melepaskan seragam Korpri-nya dan ditumpuk di lantai sebagai bentuk protes di pendopo Setda Pemkab Sleman, Jumat (10/11/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kepala Desa protes penyusunan kebijakan desa.

Harianjogja.com, SLEMAN— Puluhan kepala desa (kades) di Sleman menggelar aksi proses terkait penyusunan kebijakan desa yang tak melibatkan kades. Aksi ini juga diwarnai kekecewaan karena kades tak bisa ikut serta dalam Pekan Olah Raga (POR) Korpri yang digelar beberapa waktu lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Paguyuban Manik Moyo ini menggelar protesnya pada Jumat (10/11/2017). Beramai-ramai, para kades ini mencopot seragam Korpri berwarna biru yang dikenakannya dan ditumpuk di lantai pendopo Setda Pemkab Sleman. Tindakan ini sebagai wujud kekecewaan karena implementasi UU Desa di Sleman selama ini dianggap tidak konsisten.

Tomon, Humas Paguyuban Manik Moyo mengatakan jika reguasi itu berlum berjalan optimal karena kewenangan desa belum sepenuhnya sesuai. Selain itu, penyusunan kebijakan desa juga seharusnya melibatkan kades dan perangkat desa. Salah satunya seperti pengisian perangkat desa di mana desa hanya berwenang sebagai pelaksana semata. “Supaya hasilnya lebih akomodatif dan aspiratif, sesuai kebutuhan desa, karena kita yang tahu” ujarnya.

Dalam sejumlah orasi yang dilakukan, diketahui pula jika para kades ini merasa kecewa dan tidak diakui karena tidak disertakan dalam POR Korpri. Padahal, banyak potensi olahraga yang sebenarnya bisa dimanfaatkan. Terkait hal ini, Tomon menyatakan itu sebagai keluhan meski bukan substansi utama. “Tersinggung wae areap olahraga tapi ra oleh,” kata kepala Desa Wonokerto, Turi ini.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Sumadi mengatakan jika keluhan terkait regulasi itu tak bisa serta merta diputuskan. Pasalnya, harus ada komunikasi dulu dengan jajaran DPRD. Sedangkan terkait keikutsertaan dalam POR Korpri itu memang ajang tersebut hanya digelat terbatas di lingkup pemerintah daerah. Ketegangan ini menurutnya hanya hasil dari komunikasi yang kurang baik semata namun akan sekaligus menjadi evaluasi untuk kegiatan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya