SLEMAN—Puluhan hektare tanaman jagung di wilayah Kecamatan Tempel, tepatnya di Desa Mororejo dan Pondok, gagal panen akibat kekeringan yang berkepanjangan. Tanaman jagung yang sedianya bisa dipanen dalam waktu dekat itu dibabat habis untuk pakan ternak.
“Untuk tanaman jagung di lahan seluas 2.000 meter persegi, hanya dihargai Rp1,5 juta. Sungguh mengenaskan,” kata Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Mororejo, Suto Dartono kepada Harian Jogja, Kamis (4/8). Meski belum mendata total kerugian yang diderita petani di desa itu, prediksi Suto jumlahnya mencapai puluhan juta.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Suto memaparkan, luas total ladang jagung di Desa Mororejo sekitar 25 hektare. Adapun di Desa Pondok sekitar 15 hektare. Sebagian besar petani di dua desa itu mulai menanam jagung pada Mei sampai Juni lalu. Jika tidak terkendala kekeringan, para petani bisa panen raya setelah Lebaran.
Menurut Suto, duka akibat gagal panen bukan hanya melanda petani jagung saja. Sejumlah petani kacang tanah juga merasakan hal yang serupa. Tanah yang terlalu kering karena tidak pernah teraliri air menyebabkan banyak kacang yang lolos (hanya kulit saja tetapi tidak ada isinya).(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)
Foto Ilustrasi