SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Puluhan hektare tanaman jagung di wilayah Kecamatan Tempel, tepatnya di Desa Mororejo dan Pondok, gagal panen akibat kekeringan yang berkepanjangan. Tanaman jagung yang sedianya bisa dipanen dalam waktu dekat itu dibabat habis untuk pakan ternak.

“Untuk tanaman jagung di lahan seluas 2.000 meter persegi, hanya dihargai Rp1,5 juta. Sungguh mengenaskan,” kata Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Mororejo, Suto Dartono kepada Harian Jogja, Kamis (4/8). Meski belum mendata total kerugian yang diderita petani di desa itu, prediksi Suto jumlahnya mencapai puluhan juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suto memaparkan, luas total ladang jagung di Desa Mororejo sekitar 25 hektare. Adapun di Desa Pondok sekitar 15 hektare. Sebagian besar petani di dua desa itu mulai menanam jagung pada Mei sampai Juni lalu. Jika tidak terkendala kekeringan, para petani bisa panen raya setelah Lebaran.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Suto, duka akibat gagal panen bukan hanya melanda petani jagung saja. Sejumlah petani kacang tanah juga merasakan hal yang serupa. Tanah yang terlalu kering karena tidak pernah teraliri air menyebabkan banyak kacang yang lolos (hanya kulit saja tetapi tidak ada isinya).(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Foto Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya