SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Sekelompok anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) mendatangi para pedagang <a title="Lewat Surat Edaran, Warga Mengaku Pemilik Lahan Pasar Babadan Klaten Usir Pedagang" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180402/493/907619/lewat-surat-edaran-warga-mengaku-pemilik-lahan-pasar-babadan-klaten-usir-pedagang-">Pasar Babadan</a>, Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari, Minggu (24/6/2018) pagi. Mereka mengingatkan pedagang agar segera mengemasi barang dagangan dan meninggalkan pasar.</p><p>Informasi yang dihimpun <em>Solopos.com</em>, kelompok yang berjumlah sekitar 30 orang itu datang ke pasar sekitar pukul 8.00 WIB. Mereka menemui perempuan-perempuan pedagang sembari berpesan Senin (25/6/2018) adalah hari terakhir mereka berjualan. Setelah Senin, pasar harus dikosongkan.</p><p>Mendengar pernyataan itu sebagian pedagang hanya menjawab "<em>Inggih, inggih, inggih,</em>" supaya kelompok itu lekas pergi. Sebagian lain ada yang berkukuh menjawab keberadaannya di pasar diatur pemerintah. Jika diminta mengosongkan pasar, pemerintah mestinya menyiapkan lokasi pengganti untuk berjualan.</p><p>Tak lama kemudian, datang sejumlah polisi di pasar. Para polisi itu ditemui 5-6 orang perwakilan ormas. Dalam pertemuan itu, polisi menanyakan apa yang mendasari kedatangan kelompok ormas itu ke pasar. Perwakilan ormas itu menjawab dengan menunjukkan salinan sertifikat tanah atas nama Slamet Siswosuharjo.</p><p>Lalu, di hadapan polisi dan perwakilan kelompok itu, seorang pedagang di <a title="Soal Sengketa Pasar Babadan Klaten, Pemdes Teloyo Tempuh Mediasi" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180405/493/908355/soal-sengketa-pasar-babadan-klaten-pemdes-teloyo-tempuh-mediasi">Pasar Babadan </a>&nbsp;menceritakan ihwal tanah yang digunakan untuk pasar. Mendengar penjelasan itu polisi berkata kepada perwakilan kelompok ormas bahwa penyelesaian sengketa tanah seharusnya melalui jalur hukum.</p><p>Jika kelompok itu melakukan tindakan di luar koridor hukum, mereka bakal bersinggungan dengan polisi sebagai pengayom masyarakat. Mendengar penjelasan itu, kelompok ormas itu lantas pergi meninggalkan pasar.</p><p>Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Babadan, Purwanto, membenarkan info soal kedatangan anggota ormas ke pasar. Akibat kedatangan mereka, sejumlah perempuan pedagang mengaku resah dan takut berjualan. Namun, ia berpesan agar pedagang tetap berjualan sebagaimana biasanya.</p><p>"Kalau pedagang yang perempuan jelas takut didatangi preman-preman. Kami berharap ada sejumlah petugas yang ditempatkan di pasar untuk menjaga kondusivitas selama berjualan," kata Purwanto saat ditemui <em>Solopos.com</em> di <a title="Selebaran Pengusiran Bikin Resah Pedagang Pasar Babadan Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180624/493/923993/selebaran-pengusiran-bikin-resah-pedagang-pasar-babadan-klaten">Pasar Babadan</a>, Minggu.</p><p>Saat dimintai konfirmasi <em>Solopos.com,</em> salah satu anggota keluarga Slamet Siswosuharjo, Mularsih, membenarkan soal kedatangan kelompok ormas itu ke pasar. Kedatangan mereka untuk menyosialisasikan soal status tanah dan meminta pedagang mengosongkan pasar. Tanah yang ditempati pedagang berstatus Sertifikat Hak Milik atas nama Slamet Siswosuharjo yang merupakan ayah Mularsih.</p><p>"Tanah itu kan masih milik bapak saya, Slamet Siswosuharjo. Tanah itu selama ini dikuasai kelurahan [Pemerintah Desa Teloyo]. Saya hanya mengambil kembali apa yang menjadi hak bapak saya," ujar dia di rumahnya, Minggu.</p><p>Ia membantah ada tukar guling tanas kas desa untuk tanah yang kini ditempati Pasar Babadan. Tanah seluas 2.500 meter persegi itu masih berstatus SHM berupa sawah. Seusai pengosongan pasar, ia akan memagari bidang tanah itu.</p><p>"Iya betul. Akan saya pagari besok. Besok itu kapan ya lihat saja nanti," imbuh Mularsih.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya