SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Karanganyar (Espos)–
Sebanyak 30-an anak di bawah usia lima tahun (Balita) di wilayah Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, diketahui kekurangan gizi. Sementara, lima anak Balita di wilayah Kecamatan Colomadu juga dalam kondisi serupa.

Data yang dihimpun Espos di lokasi, Senin (23/11), 30-an anak Balita kurang gizi itu tersebar di beberapa desa, antara lain Desa Wonorejo, Desa Tuban, Desa Bulurejo dan Desa Selokaton. Faktor ekonomi dan penyakit bawaan menjadi faktor utama penyebab anak mengalami kekurangan gizi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Data yang ada pada kami, total anak Balita yang mengalami kekurangan gizi sebanyak 32 anak yang tersebar di empat desa. Dari jumlah itu, sebanyak 15 anak mengalami kurang gizi karena faktor ekonomi keluarganya yang tergolong kurang mampu. Sedangkan yang lain, ada yang karena penyakit bawaan atau karena faktor lain,” ungkap petugas promosi kesehatan (Promkes) Puskesmas Gondangrejo, Suprapti, di sela-sela kegiatan penyaluran makanan tambahan bagi Balita di Balaidesa Wonorejo.

Semua penderita gizi kurang itu, kata dia hingga kini terus dalam pemantauan petugas medis Puskesmas setempat. Secara berkala, petugas juga melakukan pemeriksaan dan bantuan tambahan asupan makanan bergizi, seperti susu, biskuit pengganti ASI, telur dan sebagainya.

“Bantuan tambahan asupan makanan bergizi itu diutamakan bagi penderita gizi kurang yang berasal dari keluarga miskin (Gakin). Kendati demikian, bukan berarti penderita gizi kurang dari non-Gakin tak terperhatikan. Semuanya tetap kami pantau secara intensif dan diikuti terus perkembangannya,” ujarnya.

Dijelaskan Suprapti, selain faktor ekonomi, anak Balita dapat mengalami gizi kurang karena faktor penyakit bawaan atau faktor lain. Faktor lain yang dimaksudkannya, yakni kurang telatennya orangtua memberi asupan makanan bergizi kepada anaknya.

Bupati Rina Iriani yang dimintai komentar terkait adanya 30-an anak Balita yang kurang gizi ini, mengatakan kondisi tersebut bukan lantaran faktor ekonomi dari keluarga yang bersangkutan. Asupan pola makan yang salah juga bisa menjadi penyebab, di samping pula penyakit bawaan dari si anak.

“Kami terus meminta Posyandu, kader kesehatan di desa untuk memantau kondisi kesehatan anak-anak Balita di wilayah setempat. Kalau ada yang kurang gizi, secepatnya diberi makanan tambahan yang bergizi, seperti susu, telur, biscuit atau yang lain, untuk perbaikan gizi,” terangnya.

dsp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya