SOLOPOS.COM - dr. Kresno Condro, SpOG, Dokter Obstetri dan Penyakit Kandungan RS JIH Solo

Solopos.com, SOLO-—Ramadan telah tiba, warga muslim akan menjalankan ibadah puasa hingga sebulan ke depan. Namun apakah puasa aman dilakukan untuk ibu hamil?

Baca Juga: Waspada Gejala CVS pada Mata saat Pandemi, Ini Kata Dokter RS JIH Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Hal tersebut dibahas pada acara Health Talk Rumah Sakit (RS) JIH dengan tema Tips Aman Puasa Bagi Ibu Hamil yang ditayangkan di Youtube RS JIH Solo pada 1 April 2022 kemarin. Dokter spesialis Obsgyn RS JIH Solo, Kresno Condro Adhi, yang menjadi narasumber pada acara itu mengatakan puasa masih boleh dilakukan oleh ibu hamil. Namun hal itu tetap harus melihat kondisi kesehatan ibu hamil tersebut.

“Sebab ada beban untuk ibu hamil. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup. Lalu timbul pertanyaan lagi, kalau puasa, nutrisi yang masuk cukup tidak? Ada lagi yang khawatir nanti berat badan bayinya kecil atau rendah, atau terjadi gangguan pertumbuhan, terjadi persalinan prematur dan sebagainya. Artinya perdebatan atau ketakutan yang sering dijumpai di masyarakat. Tapi sebenarnya kalau ibu hamil berpuasa itu masih boleh, tergantung dari kondisi masing-masing pasien,” jelas dia.

Baca Juga: Jaga Mental Anak Usai Ortu Bercerai, Ini Jawaban Psikiater RS JIH Solo

Menurut dia, untuk meyakinkan seorang ibu hamil bisa menjalankan puasa atau tidak, ada baiknya sebelumnya melakukan konsultasi dulu kepada dokter. Hal itu untuk memastikan kondisi Kesehatan ibu hamil. Meski semua tahu puasa secara umum itu baik untuk kesehatan. Namun untuk ibu hamil akan ada pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Meskipun, menurutnya, berdasarkan beberapa penelitian yang sudah ada, belum ada yang membuktikan puasa yang dilakukan ibu hamil akan berdampak pada berat badan bayi, atau gangguan lain pada saat kehamilan.

“Di US, Iran, itu juga sudah ada penelitian yang membandingkan antara output bayi pada ibu hamil yang berpuasa dan tidak, ternyata tidak ada perbedaan signifikan. Artinya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kalau hamil dan berpuasa itu nanti berat badan bayinya rendah, itu tidak terbukti. Kemudian saat berbuasa juga tidak meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur atau kelainan lain pada saat kehamilan,” jelas dia. Artinya secara general jika kondisi ibu hamil itu baik, puasa bisa dilakukan.

Baca Juga: Jadi Pelaksana Jamkestama bagi DPR, Begini Kesiapan RS JIH Solo

Lebih lanjut dia menjelaskan pada proses kehamilan, terbagi menjadi tiga trimester, trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga. Pada masing-masing trimester tersebut terdapat tantangan yang berbeda bagi ibu hamil.

Pada trimester pertama mislanya, merupakan proses dimana ibu hamil menjalani adaptasi tubuh. Menurut Kresno, pada tahap ini biasanya pasien mudah Lelah dan gampang mual. Tahapan ini menjadi tantangan ibu hamil. Sebab ketika lambung dibiarkan kosong atau menahan lapar, biasanya rasa perih atau mual akan meningkat. “Itu tergantung kondisi ibu hamil di trimester pertama. Kalau kondisi bagus, lanjut [puasa] tidak apa-apa. Tapi kalau saat mencoba mau puasa justru muncul keringat dingin, seperti mau pingsan, muntah terus sampai parah, lebih baik disetop dulu, nanti puasanya bisa ditukar,” kata dia.

Kemudian pada trimester kedua biasanya cenderung aman. Proses adaptasi sudah selesai dan biasanya rasa mual jauh berkurang dibandingkan saat trimester pertama. Selain itu berat bayi belum terlalu berat. “Nah, pada trimester kedua ini, banyak yang mencoba puasa, tidak masalah,” jelas dia.

Baca Juga: Tips Penggunaan dan Penyimpanan Obat yang Benar dari RS JIH Solo

Selanjutnya tahap trimester ketiga, kondisinya Kembali berat until ibu hamil. Sebab berat bayi sudah bertambah. Kebutuhan kalori semakin besar, sehingga lebih gampang lapar,” jelas dia. Pada tahapan ini ibu hamil diharapkan tidak perlu memaksakan diri.

Rekomendasi
Berita Lainnya