SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, PATI — PT Perkebunan Nusantara IX mengoptimalkan sektor pariwisata untuk mendongkrak pendapatan. Salah satu objek wisata yang menjadi andalan untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata itu adalah argowisata Kebun Jollong di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Awalnya, Jollong sekadar kebun kopi peninggalan zaman kolonial Belanda. Karena melihat ada potensi wisata alam, pada 2012 silam, PTPN IX coba membuat sejumlah spot foto dan fasilitas tambahan untuk menunjang pariwisata. Kebun holtikulura pun dibuka. Kini, perkebunan yang berada di 650-900 meter di atas permukaan laut (dpl) ini memiliki 233 ha kebun kopi, 29 ha kebun buah naga, dan 44 ha kebun jeruk keprok dan jeruk pamello.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan tiket masuk sebesar Rp7.000 pengunjung bisa menikmati taman selfie juga disediakan oleh pihak pengelola, PT. Perkebunan Nusantara IX agar pengunjung bisa berfoto dan beristirahat. Sembari menikmati pemandangan kebun kopi,  jeruk,  buah naga, dan yang tidak kalah menariknya adalah sunset.

Bukan hanya taman payung dan lampion yang instagramable, wahana permainan seperti flying fox juga tersedia. Untuk menikmati nuansa pegunungan dan sunset, jarak yang harus ditempuh dari pusat kota Pati kurang lebih 20 km.

Pemandangan kebun kopi di sebelah kanan dan kiri menjadi ciri khas bahwa pengunjung akan segera sampai. Wilayah ini memang merupakan sentra penghasil kopi di Pati. 

“Perkebunan yang dikelola PTPN IX ini merupakan kawasan perkebunan kopi yang dibangun pada masa penjajahan kolonial Belanda. Sampai sekarang masih dikelola dengan baik, bahkan selalu berkembang,” kata Asisten Kepala Kebun Jollong Nurdianto Kamis (4/4/2019).

Di sisi lain, dengan lahan seluas 530 ha, pihak pengelola juga menyediakan kereta wisata bagi pengunjung yang ingin berkeliling. Biaya sewa satu kereta dengan kapasitas 12 orang dibanderol Rp150.000 untuk jarak 4 km dan Rp250.000 untuk jarak 5 km. 

Sejak dikemas menjadi objek wisata, pendapatan Agrowisata Jollong diklaim meroket. Pada 2015 silam, pendapatannya hanya Rp128 juta/tahun. Sementara 2018 lalu, pendapatan itu tembus Rp2,784 miliar. “Tahun 2019 ini, kami targetkan naik menjadi Rp2,9 miliar,” tuturnya.

Mengenai jumlah wisatawan, setiap bulan, Jollong didatangi sekitar 5 sampai 10.000 wisatawan lokal. “Kalau pas musim liburan, bisa sampai 15.000 wisatawan per bulan,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya