SOLOPOS.COM - Espos/Adib Muttaqin Asfar

Espos/Adib Muttaqin Asfar

Lulus SMA atau SMK memang jauh lebih kompleks daripada lulus SD atau SMP. Sebagian siswa kelas III kini memikirkan perguruan tinggi dan sebagian lagi berpikir tentang pekerjaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika banyak orang berpikir bahwa siswa SMK hanya berpikir tentang kerja dan tidak kuliah, hal itu tidak berlaku bagi Rimbawan Setiadi. Siswa Kelas III Otomotif SMK Warga ini punya cita-cita tinggi sejak masuk SMK dulu. Jauh di dalam hatinya, dia menyimpan hasrat besar untuk bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi besar di Indonesia.

“Dulu memilih SMK karena siap kerja dan ada keterampilan. Sementara pendidikan biasa belum bisa langsung masuk industri. Tapi sebenarnya nanti juga ingin kuliah atau bisa bekerja yang bisa sambil kuliah,” katanya beberapa waktu lalu.

Sebenarnya Rimbawan tidak perlu lagi pusing mencari pekerjaan atau tempat kuliah setelah lulus nanti. Bagaimana tidak, namanya kini sudah terdaftar di sebuah perusahaan besar nasional. Bahkan kini dia sedang menunggu hasil seleksi di sebuah perusahaan pertambangan besar yang beroperasi di Kalimantan. Apalagi sekolahnya juga memfasilitasi para siswa untuk mendapatkan pekerjaan di berbagai raksasa pertambangan dan manufaktur nasional.

Sejak lulus SMP, alumni SMP Tasikmadu Karanganyar ini memang sudah

Espos/Adib Muttaqin Asfar

menunjukkan prestasinya dengan berkali-kali meraih peringkat satu di kelasnya. Dulu niatnya masuk SMK adalah agar bisa siap kerja setelah lulus. Keinginannya untuk kuliah langsung setelah lulus memang menghadapi tantangan besar mengingat kemampuan ekonomi orang tuanya yang terbatas. Menurutnya, keinginan untuk kuliah bisa dilakukan nanti sambil bekerja atau setelah punya cukup uang dari pekerjaannya.

“Inginnya saya kuliah di Teknik Mesin ITB, yang S1,” kata dia.

Sementara itu, keinginan para siswa SMA pun tidak jauh berbeda. Meskipun mereka lebih memilih untuk kuliah daripada langsung bekerja, banyak siswa SMA yang ingin kuliah di perguruan tinggi yang siap kerja. Perguruan tinggi ini biasanya berupa sekolah tinggi atau akademi yang dianggap punya reputasi bagus atau yang menawarkan ikatan dinas alias langsung dapat pekerjaan.

“Kalau saya rencananya ke STT Telkom sama nanti ke Imigrasi, soalnya di sana langsung ikatan dinas,” kata Robertus Candra Putra, siswa kelas III IPA SMAN 5 Solo, Sabtu (10/3) lalu.

Bagi Robertus, kuliah di sekolah tinggi memang menjadi prioritas utama. Jika dibandingkan dengan universitas-universitas besar, dia malah lebih memilih kuliah di sekolah-sekolah tinggi tersebut. Meski demikian, remaja asal Kebakkramat, Karanganyar ini tetap berencana mengikuti SNMPTN setelah UN.

“Kuliah di perguruan tinggi negeri yang besar bayarnya malah mahal tapi belum tentu dapat pekerjaan. Tapi yang penting SNMPTN ikutlah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya