SOLOPOS.COM - Seorang guru menyemprot desinfektan di salah satu ruang kelas di SMKN 3 Klaten, Senin (12/4/2021). Kegiatan penyemprotan rutin dilakukan pascaruangan itu digunakan untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah masa pandemi Covid-19. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN–Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SMKN 3 Klaten digulirkan dengan tidak menerapkan sistem sif pagi dan siang. Hal itu dimaksudkan guna mempermudah proses sterilisasi ruang kelas.

Kepala SMKN 3 Klaten, Dionisius Pramuaji, mengatakan PTM terbatas di SMKN 3 Klaten sudah digelar untuk kali ketiga. PTM terbatas kali terakhir digelar sejak Senin (20/9/2021) dan bakal dievaluasi setelah bergulir selama dua pekan. SMKN 3 Klaten menjadi model pelaksanaan PTM terbatas tingkat SMA/SMK di Klaten.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pramuaji menjelaskan penerapan protokol kesehatan selama PTM sudah melalui proses verifikasi dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat kabupaten, kecamatan, serta kelurahan

Baca Juga: Jelang Pengeringan Colo Barat, Petani Selogiri Tak Khawatir

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu penerapan pembatasan yakni jumlah siswa yang mengikuti PTM terbatas maksimal 50 persen dari jumlah total siswa di setiap kelas. Seperti yang diterapkan pada Senin (27/9/2021) dengan pembatasan jumlah siswa yang mengikuti PTM terbatas untuk kelas 10 dan 11 sebanyak 50 persen.

Sementara, jumlah siswa yang mengikuti PTM untuk kelas 12 dibatasi maksimal 25 persen dari jumlah total siswa per kelas lantaran persiapan untuk mengikuti ujian praktik atau ujian kompetensi. Sistem pergantian siswa yang mengikuti PTM tidak dilakukan dengan penerapan sif pagi serta siang melainkan melalui pergantian setiap hari.

Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah proses sterilisasi ruang kelas. Ruang kelas disemprot disinfektan setelah digunakan untuk PTM.

Baca Juga: PHRI Boyolali Minta Hotel dan Restoran Bersertifikat CHSE, Apa itu?  

 

2 Jam

“Kami tidak menerapkan sif [pagi dan siang]. Sistemnya 50 persen siswa per kelas hari ini masuk. Sementara yang 50 persen lainnya ikut pembelajaran jarak jauh. Hari berikutnya bergantian. Jadi pelaksanaan PTM yang kami terapkan kombinasi,” kata Pramuaji saat ditemui wartawan di SMKN 3 Klaten, Senin (27/9/2021).

Pramuaji mengatakan untuk sementara siswa mengikuti PTM selama dua jam. PTM terbatas masih difokuskan untuk membiasakan siswa dengan protokol kesehatan yang diterapkan.

Penambahan jumlah siswa serta jam pelajaran selama PTM terbatas bakal dilakukan setelah ada evaluasi yang digelar rutin setiap dua pekan. Pramuaji menegaskan hingga kini tak ada klaster Covid-19 di SMKN 3 Klaten.

Baca Juga: Kasus Arisan Online Boyolali Rp400 Juta Ditangani Polda Jateng

Guna mencegah munculnya klaster, edukasi terkait protokol kesehatan digencarkan. “Di sekolah kami ada Satgas sekolah yang proaktif berkomunikasi dengan wali kelas hingga orang tua. Apabila ada siswa yang kurang enak badan, disarankan untuk tidak masuk dulu,” kata dia.

Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan pelaksanaan PTM terbatas di SMKN 3 Klaten sudah bagus dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti pengaturan jarak tempat duduk hingga membatasi jumlah siswa yang masuk per kelas.

“Diperlukan kerja sama dengan semua pihak bagi guru, siswa, maupun orang tua agar PTM bisa berjalan dengan baik dan tidak terjadi klaster,” kata Yoga seusai menggelar inspeksi mendadak di SMKN 3 Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya