SOLOPOS.COM - Gerbang belakang kampus UNS Solo dibuka kembali pada pekan ini. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO–Chief Operating Officer (COO) PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi mengatakan bahwa kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo hampir 1 tahun telah berhasil membuat kajian naskah akademik yang mengungkapkan fakta baru mengenai nuklir.

Bob juga turut mendorong UNS mendirikan Program Studi (Prodi) Teknik Fisika Nuklir serta spesialisasi Komunikasi Nuklir sebagai peluang ke depan dari kerja sama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Halte Bus Depan UNS Dibongkar, Kamu Punya Kenangan Apa di Situ?

Ekspedisi Mudik 2024

“Ketika tahun depan pemerintah telah memberikan greenlight dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres), maka kita akan menjadi proyek prioritas nasional. Tentu ini akan membutuhkan ribuan tenaga kerja yang mayoritasnya ahli di bidang nuklir. Maka, kami mendorong UNS untuk mendirikan Prodi Teknik Fisika Nuklir dengan mempertimbangkan peluang ini,” ujar Bob di sela-sela acara Seminar Nasional dengan tema Nuklir Sebagai Solusi dari Energi Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan Untuk Mengejar Indonesia Sejahtera dan Rendah Karbon Pada Tahun 2050, Rabu (16/3/2022).

Bob menambahkan kondisi saat ini agar pemerintah dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yang ramah lingkungan, murah, tidak meminta dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), solusinya hanya ada pada nuklir.

Karena ini pula, Bob meyakini pemerintah akan menyetujui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dicanangkan.

Baca Juga: Kenapa Universitas Sebelas Maret Solo Disingkat UNS?

“Ini didukung dengan hasil kajian naskah akademik yang telah dilakukan oleh UNS yang sudah terbukti, terverifikasi, dan divalidasi. Bahwa nuklir adalah pembangkit listrik yang ramah lingkungan,” lanjut Bob.

Di sisi lain, nuklir secara data dan fakta adalah pembangkit listrik yang paling aman dari sisi kematian. Selain itu, sudah adanya pengawas regulator nuklir yakni Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Lebih lanjut, Indonesia juga sudah memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun dalam mengoperasionalkan reaktor nuklir. Ada pun reaktor nuklir yang dimaksud, Reaktor Triga Mark terletak di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor Siwabessy di Serpong.

“Saat ini terdapat ribuan ahli nuklir dari lulusan Universitas Gadjah Mada [UGM], Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir [STTN], Institut Teknologi Bandung [ITB], dan semoga selanjutnya terdapat lulusan dari UNS, sehingga dari segi Sumber Daya Manusia sudah memenuhi. Maka, tak perlu lagi ada yang diragukan untuk membangun PLTN di Indonesia,” tambah Bob.

Kemudian, untuk bisa mencapai target Net Zero Emission (netralitas karbon) pada 2050, nuklir adalah pilihan yang harus dipertimbangkan.

“Selama ini yang digadang-gadang pemerintah adalah bagaimana mewujudkan emisi yang bebas karbon, energi yang tidak mahal, tidak menyebabkan tarif listrik naik, dan menginginkan jaringan listrik yang stabil. Dengan ini solusinya hanya pada nuklir,” jelas Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya