SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengerjaan tower SUTET (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis Indonesia)

PT PLN meminta izin Gubernur Ganjar Pranowo untuk kembali membangun 1.055 tower SUTET di Jawa Tengah.

Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semarangpos.com, SEMARANG – PT PLN (Persero) akan membangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kv dari Tanjung Jati (Ungaran) Jawa Tengah hingga Cibatu, Idramayu, Jawa Barat. Permohonan izin pun mereka sampaikan kepada Gubernur Ganjar Pranowo untuk kembali menebar 1.055 tower SUTET di belasan kabupaten dan kota Jawa Tengah.

Berdasarkan catatan media massa, pembangunan tower SUTET kerap kali memicu konflik dengan warga yang terganggu dengan lintasan arus listrik bertegangan ekstra tinggi di atas permukiman mereka. Namun, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan XVI, Amihwanuddin berkilah 660 km SUTET Ungaran-Cibatu itu mendesak dibangun.

”Bisa dikatakan, SUTET Ungaran-Cibatu sebagai tulang punggung untuk mengevakuasi daya listrik,” katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah  (Jateng) Ganjar Pranowo di ruang kerjanya, sebagaimana dikutip jatengprov.go.id, Senin (13/6/2016).

Menurut Amihwanuddin pembangunan SUTET yang membutuhkan dana Rp10 triliun tesebut akan dilakukan pada Januari 2017. Sekarang masih dalam tahap penentuan lokasi.

Pembangunan SUTET akan melintasi 13 kabupaten dan kota yang terdiri atas enam kabupaten untuk jalur transmisi Tanjung Jati-Ungaran, yakni Kabupaten Jepara, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Kabupaten Semarang, serta tujuh kabupaten dan satu kota di Jawa Tengah pada jalur transmisi Ungaran-Mandirancan, yakni Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

“Kalau proyek ini tidak selesai, bisa dipastikan beberapa tahun mendatang di Jawa tidak akan berkembang distribusinya. Apalagi, dari target produksi daya listrik sebesar 35.000 megawatt, ada 7.200 megawatt yang akan diselesaikan pada 2019,” ungkapnya.

Amihwanuddin menambahkan pada proyek SUTET tersebut ada 1.320 tower yang akan dibangun, di mana 1.055 tower berada di Jawa Tengah. Untuk pembangunan tapak tower membutuhkan lahan 40 m x 40 m untuk setiap tapak yang sekarang ini tengah diidentifikasi kepemilikannya.”Proses pembebasan lahan diharapkan selesai hingga Desember 2016 mendatang. Sehingga pekerjaan konstruksi dapat dimulai pada Januari 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019,” bebernya.

Dia mengakui tidak mudah dalam proses pembebasan lahan, sehingga setelah izin penentuan lokasi keluarkan akan dilakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat. Pihaknya juga melibatkan tim appraisal independen dalam menentukan besaran ganti untung kepada masyarakat yang tanahnya terkena pembangunan SUTET.

“Kami telah melakukan kerja sama dengan Universitas Gajahmada Jogja untuk studi dan survei. Setelah penentuan lokasi, kami akan sosialisasi besar-besaran, dengan melibatkan perguruan tinggi,” ujarnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik rencana pembangunan Sutet tersebut karena untuk mendukung pemenuhan energi listrik bagi masyarakat. Ganjar meminta proses pembebasan lahan benar-benar disiapkan, dengan melakukan identifikasi lahan milik warga, lahan Perhutani, maupun lahan kas desa agar nantinya tidak menimbulkan persoalan.

“Identifikasi sangat penting. Kalau sudah ada datanya, bisa dicicil. Kerja sama dengan BPN [Badan Pertanahan Nasional]. Selanjutnya, sampaikan kepada masyarakat jika proyek ini penting,” saran gubernur.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya