SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL: Keinginan kubu Persiba untuk bisa menggunakan Stadion Sultan Agung sebagai home base (tempat pelaksanaan pertandingan kandang) di Indonesian Super League (ISL) musim depan, serta mempertahankan Sajuri Sahid sebagai pelatih kepala, ditolak PT Liga Indonesia (PT LI).

PT LI secara tegas memberlakukan aturan yang jelas mengenai persyaratan yang harus dipenuhi tim yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air ini.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

“Pokoknya aturannya jelas. Stadion harus ada lampunya, dan pelatih kepala harus licensi A. Kami tidak akan main-main, kami akan tegas dengan aturan ini. Dan aturan ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi,” kata Manager Administrasi Kompetisi PT LI, Darwis Satmoko, kepada Harian Jogja, Senin (6/6).

Pada putaran kedua Liga TI Phone 2010/2011 lalu, Darwis mengungkapkan PT LI jauh-jauh hari telah memberikan sinyal kepada semua tim Divisi Utama yang berlaga untuk segera memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan jika nantinya promosi ke ISL.

“Dan Bantul, mengaku sudah mempersiapkan semua. Mereka mengatakan tinggal memasang lampu saja. Tapi kalau memang kenyataan sampai minggu kedua September belum ada lampu, ya silakan main di Manahan Solo. Dan perlu diingat pelatih harus licensi A,” tegasnya.

Darwis kembali mengingatkan, sesuai dengan manual liga yang ada, PT LI bakal mulai menggulirkan kompetisi ISL pada minggu kedua September. Nantinya dalam kompetisi Super Liga itu bakal diikuti sebanyak 18 tim, salah satu pesertanya adalah Persiba.

Sebelum digelar babak reguler ISL, PT LI juga bakal menggelar play off untuk menentukan tim yang layak degradasi dari ISL.

“Play off antara Bontang FC dan Persidafon Dafonsoro bakal digelar di Stadion Manahan Solo, 25 Juni mendatang. Dan kami sudah persiapkan semuanya,” sambung Darwis.

Adapun untuk kompetisi Divisi Utama, Darwis memastikan sembilan klub yakni tiga dari masing-masing wilayah bakal terdegradasi ke Divisi I di musim kompetisi 2011/2012 mendatang.

Hanya saja, Darwis belum berani mengungkapkan sembilan tim yang terdegradasi.

“Sesuai manual sembilan degradasi. Dan Divisi Utama bakal diputar Minggu pertama Oktober,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Darwis juga mengungkapkan mengenai berbagai pertimbangan perekomendasian Stadion Manahan Solo sebagai tempat bertanding itu antara lain infrastruktur memadai.

Selain itu, markas Persis Solo dan Solo FC itu juga biasa digunakan untuk tempat pelaksanaan sejumlah laga kandang tim ISL, dan even penting PT LI. Tak hanya itu Stadion Manahan Solo, juga relatif mudah dijangkau dan dekat dengan kandang Persiba, di Stadion Sultan Agung Bantul.

“Manahan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Tidak perlu ada verifikasi lagi yang jelas. Di sana kan juga biasa digunakan tim ISL. Kalau pakai Mandala Krida, disana kan cocok untuk Divisi Utama, dan kami harus melakukan verifikasi ulang, apakah layak untuk ISL atau tidak. Lagian Anda tahu sendiri, track record suporter yang ada di DIY seperti apa,” pungkas Darwis.(Harian Jogja/Jumali)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya