SOLOPOS.COM - VP Public Relations KAI, Joni Martinus (kiri); EVP Corporate Secretary KAI, Asdo Artriviyanto (tiga dari kiri); Sutradara Film, Fajar Nugros (tiga dari kanan) dan Direktur Operasi dan Pemasaran KCI, Wawan Ariyanto (dua dari kanan) serta para pemeran film Strangers with Memories saat ditemui di Solo Paragon Mall XXI, Sabtu (12/11/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan KAI Commuter Indonesia (KCI) menggelar road show ketiga untuk peluncuran film berjudul “Strangers with Memories” dan “Bergerak dengan Bahagia, Bergerak untuk Indonesia” karya Fajar Nugros, di Solo Paragon Mall XXI, Sabtu (12/11/2022).

Secara umum, kedua film tersebut menampilkan sisi lain dari dunia perkeretaapian namun dikemas dengan model berbeda.

Promosi Sambungkan Senyuman, Telkomsel Beri Bantuan Paket Data & Obat-Obatan di Demak

Film pertama yang diputar pada peluncuran tersebut adalah film berjudul “Strangers with Memories”. Film fiksi tersebut menceritakan tentang situasi di stasiun dan kereta api yang beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Menceritakan pelanggan KRL yang mengalami perubahan karakter menjadi penumpang yang lebih perhatian dengan lingkungan.

Ekspedisi Mudik 2024

Film itu juga mengisahkan tentang petugas kereta api yang sudah lama memimpikan bekerja di kereta api dan berupaya untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin, dan sebagainya.

Baca Juga: INKA Ekspor Sasis Kereta Api Penumpang ke Bangladesh

Sedangkan untuk film berjudul “Bergerak dengan Bahagia, Bergerak untuk Indonesia”, lebih pada film dokumenter yang menggambarkan mengenai perkembangan PT KAI, dan tentang pelayanan kereta api yang telah mengalami perubahan signifikan.

“Ada dua produk film. Untuk KAI ini dokumenter, kemudian KCI lebih ke fiksi. Dua produk ini bersinergi. Kalau di Solo sudah ada commuter sekarang, bisa dilihat di Jakarta seperti apa animonya. Budaya yang jelek di Jakarta jangan sampai menjalar di Solo,” kata sutradara film, Fajar Nugros.

Untuk film mengenai KAI, Fajar ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa kereta api zaman sekarang sudah benar-benar berubah dengan kereta api zaman dulu.

Baca Juga: Dolan Murah via KA Batara Kresna Solo-Sukoharjo, Berikut Cara Beli Tiketnya

Film “Bergerak dengan Bahagia, Bergerak untuk Indonesia” lebih menampilkan mengenai kereta-kereta ekonomi yang ada di sebagian Indonesia secara serentak. Di Jakarta ada Fajar Utama Solo, kemudian di Jawa Barat ada kereta lokal Cibatuan dan di Lampung ada kerat Kuala Stabas.

“Di sini ingin menunjukkan seperti apa pelayanan KAI saat ini. Bukan pada kereta eksekutif, kalau yang eksekutif sudah pasti bagus. Kalau mengurusi yang bawah-bawah itu bagus, otomatis yang kelas atas juga pasti baik,” kata dia.

Executive Vice President Corporate Secretary KAI, Asdo Artriviyanto, menyampaikan ide pembuatan film tersebut muncul dari kondisi keseharian di kereta api yang memiliki banyak cerita.

Sebenarnya di kereta api ini banyak yang bisa diceritakan. Kami ingin menyampaikan ke masyarakat mengenai kereta api yang saat ini telah berubah. Nantinya termasuk menyampaikan ke masyarakat yang ada di luar Jawa, sebab tidak lama lagi di Makassar akan jalan juga kereta api,” kata dia kepada wartawan di Solo Paragon Mall XXI, Sabtu.

Baca Juga: KAI: Tiket KA Libur Natal dan Tahun Baru 2023 di Purwokerto Masih Tersedia

Bertransportasi dengan Baik

Melalui film dokumenter berjudul “Bergerak dengan Bahagia, Bergerak untuk Indonesia”, PT KAI ingin menunjukkan perubahan positif yang telah terjadi. Baik dalam hal pelayanan, teknologi digitalisasi dan sebagainya.

“Tentu saja ini untuk memotivasi kami memberikan pelayanan ke pelanggan agar perjalanan tetap nyaman, aman dan sehat,” lanjut dia.

Melalui film itu PT KAI juga ingin menyampaikan pesan tentang bagaimana bertransportasi yang baik dan benar. Kereta api adalah alat transportasi umum milik masyarakat. Untuk itu masyarakat juga dapat ikut menjaga kereta api.

Direktur Operasi dan Pemasaran KCI, Wawan Ariyanto, mengatakan pada prinsipnya melalui film itu, pihaknya ingin mengedukasi konsumen.

Disebutkan, saat ini kereta commuter atau Kereta Rel Listrik (KRL) telah menjadi sarana transportasi publik yang banyak digunakan masyakat. Bahkan dia mengklaim saat ini KRL telah mengangkut jutaan penumpang. Di Jakarta saja, sebelum adanya pandemi, jumlah penumpang yang diangkut bisa mencapai 1 juta orang lebih per harinya. Sedangkan pasca pandemi saat ini jumlahnya sudah mendekati 800.000 orang per hari.

Baca Juga: Jokowi Batal Bawa Xi Jinping Cs ke Kereta Cepat dan TMII

“Dari kehidupan sehari-hari ini ada yang namanya kaum urban yang menempuh perjalanan dari pinggir menuju kota atau sebaliknya, yang rata-rata menghabiskan waktu empat jam sehari di dalam kereta. Dari empat jam ini banyak cerita dan pernak-pernik. Ada suka, duka, ketemu jodoh dan sebagainya,” kata dia. Cerita-cerita itulah yang dicoba diceritakan dalam film “Strangers with Memories”.

Menurutnya melalui film itu, ada pesan lain yang ingin disampaikan kepada masyarakat atau pelanggan. Setiap orang pasti bisa menjadi penumpang yang baik. Dengan menjadi penumpang yang baik, penumpang bisa bertransportasi dengan baik.

“Indonesia pasti bisa bertransportasi dengan baik. Di Solo juga sudah ada KRL Jogja-Solo yang sudah mulai tertib,” kata dia.



Solo menjadi lokasi road show peluncuran film tersebut. Sebelumnya telah digelar di Bandung dan Jogja. Setelahnya akan digelar di Surabaya, Semarang dan Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya