SOLOPOS.COM - Ilustrasi kereta api. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SEMARANG — Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sulistyo Wimbo Harjito mengatakan lebih dari 50 persen dari total lahan di wilayah Jawa dan Sumatera milik PT Kereta Api Indonesia belum disertifikasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masih ada sekitar 160 juta meter persegi lahan KAI yang belum disertifikasi, dari total lahan seluas 270 juta meter persegi,” katanya seusai penyerahan sertifikat tanah PT KAI di wilayah Daerah Operasi IV Semarang di Semarang, Kamis (4/10/2012).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, lahan milik PT KAI tidak hanya yang diperuntukkan operasional jalur KA, yakni rel, melainkan lahan yang ada di luar operasional jalur KA, seperti di Demak, Jepara, Kudus, Pati, dan Temanggung.

“Dari total luas lahan milik KAI sekitar 270 juta meter persegi, hanya sekitar 70 juta meter persegi yang digunakan untuk ‘track’ atau rel KA. Kalau yang bersertifikat baru sekitar 100 juta meter persegi,” katanya.

Lahan yang di luar untuk jalur rel KA sekitar 200 juta meter persegi itu, kata dia, biasanya diperuntukkan untuk gudang dan perumahan, sesuai kontur lahannya yang cenderung sempit memanjang, tidak melebar.

Terkait masih banyaknya lahan KAI yang belum disertifikasi itu, ia mengatakan bukan pihaknya tidak mau mengurus sertifikat, tetapi terkendala dari aspek sosial, di samping biayanya yang memang cukup besar.

“Bukan karena kita tidak mau, tetapi dananya kan cukup besar. Selama ini, pendanaan diambil dari keuntungan. Namun, kami terus berkoordinasi dengan BPN untuk mengurus sertifikat lahan-lahan itu,” katanya.

Dulunya, kata dia, tanah milik negara cukup dicatatkan, namun sekarang ini wajib bersertifikat sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan BPN untuk melakukan sertifikasi lahan-lahan milik PT KAI.

Ia mengakui sertifikasi lahan itu diharapkan bisa meningkatkan kontribusi yang didapatkan KAI dari pengusahaan lahan tersebut, sebab pihak penyewa lahan juga tenang dengan kejelasan status kepemilikan.

“Kontribusi dari pengusahaan aset-aset PT KAI diharapkan meningkat, kalau dulu hanya sekitar tiga persen, dengan semakin banyaknya lahan yang disertifikat bisa menjadi empat persen dari total pendapatan,” kata Wimbo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya