SOLOPOS.COM - Selebrasi gol dari Tri Handoko, pemain PSS (Twitter : @PSSleman)

PSS Sleman memiliki strategi unik

Harianjogja.com, SLEMAN — Karakter pemain yang berbeda membuat dua sayap Super Elang Jawa (Elja) timpang. Sayap kanan yang ditempati oleh pemain dengan karakter petarung dan pelari, praktis tampak lebih dominan ketimbang sayap kiri yang diisi oleh pemain dengan karakter lebih flamboyan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memang, sektor kiri serangan PSS Sleman sejauh ini memang menjadi wilayah kekuasaan dari Tri Handoko. Ketika berkostum PSS Sleman, mantan penyerang Persis Solo dan PSIM Jogja ini memang lebih diplot sebagai winger ketimbang seorang striker. Tentu saja, hal ini butuh penyesuaian  Akibatnya, ditambah dengan karakter Tri Handoko yang cenderung flamboyan membuat permainan di sektor kiri kerap tak segarang di sektor kanan yang diisi oleh pemain pelari macam Dicky Prayoga.

Sebenarnya, keputusan ini bukan tanpa sengaja diambil sang juru racik Seto Nurdiyantoro. Terlebih, Ndok (sapaan akrab Tri Handoko) bukan pemain yang asing bagi Seto. Dua tahun lalu, Ndok tercatat sebagai salah satu striker di skuat racikannya.

“Saya sudah tahu betul karakter permainannya,” kata Seto, Senin (8/8/2016) siang.

Itulah sebabnya, Seto pun tetap tenang meskipun sayap kirinya tak segarang sayap kanan. Menurut dia, dalam sebuah tim, hal seperti itu terbilang wajar. Terbukti, meski performa sayap kiri tak segarang kanan, namun nyatanya beberapa gol Super Elja justru tercipta dari kaki pemain di sektor kiri. Buktinya, hingga pertandingan ke-9 ini, top skor PSS Sleman nyatanya memang dipegang oleh Tri Handoko dan Busari. Sejauh ini keduanya sukses membukukan 5 gol.

Ini membuktikan rencana yang disusun oleh Seto sejak awal berjalan lancar. Sejak awal, niat Seto menempatkan Ndok di sektor kiri lantaran ia melihat pemain pemilik nomor punggung 10 itu memiliki kematangan dalam penempatan posisi serta pergerakan tanpa bola. Itulah sebabnya, dengan dukungan pemain di sektor tengah dan sayap kiri yang bermobilitas tinggi, serangan PSS Sleman diharapkan semakin variatif.

Tentu saja, faktor produktivitas gol itu tak bisa lepas dari pemain lainnya. Sebut saja misalnya peran bek kiri. Deny Rumba yang biasa menempati posisi tersebut sebenarnya memiliki karakter yang cukup eksplosif. Kematangan dan jam terbangnya membuat pemain asal Semarang itu mampu mengendalikan permainannya sepanjang 90 menit. Dengan persis ia mengetahui kapan momentum harus bertahan dan kapan harus melakukan overlapping membantu serangan.

Hal ini jelas berbeda dengan kondisi di sektor kanan. Selain Dicky Prayoga yang kerap melakukan akselerasi, bek kanan muda PSS Sleman Rama Yoga pun tak kalah eksplosifnya. Sepanjang 90 menit, persentase overlapping yang dilakukan bek kelahiran Magelang, 13 Februari 1994 itu terbilang cukup tinggi. Selain usianya yang masih muda, stamina pemain ini pun terbilang jauh lebih prima ketimbang Deny Rumba yang kini sudah memasuki usia ke-31 tahun.

Variasi serangan sayap kanan dan kiri sepintas memang tampak sempurna. Belum lagi jika dilihat dari aspek materi pemain yang nyaris merata. Namun, bagi Seto itu belum cukup jika PSS Sleman mematok target juara di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B. Seto menginginkan agar serangan yang variatif itu juga efektif. Pasalnya, di beberapa pertandingan, peluang yang diperoleh para pemain di lapangan terbilang cukup banyak. “Seharusnya gol yang tercipta juga cukup banyak,” katanya.

Menurutnya, di sisa laga yang ada, skuatnya memang tak hanya butuh kemenangan untuk mengunci satu tempat di babak 16 besar. Jumlah gol yang banyak, menurut Seto juga dibutuhkan untuk bisa semakin menjamin tempat tersebut. Ia menargetkan para pemain mencetak gol lebih dari dua gol di dua partai lanjutan di Grup 5 ISC B, masing-masing ketika menghadapi tuan rumah PS Mojokerto dan saat menjamu Madiun Putra.

“Kalau bisa lebih dari tiga gol. Selisih gol harus diperhatikan juga dalam turnamen, tidak bisa sekadar lolos saja. Banyak peluang dalam setiap pertandingan, tapi eksekusinya masih belum baik, yang harusnya menang lebih dari tiga sampai empat gol. Ini evaluasi juga untuk pertandingan sisa di fase grup,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya