SOLOPOS.COM - Tim PSS Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN—Hasil kurang optimal PSS Sleman di Divisi Utama 2014 ditengarai lantaran pemain terlalu terbebani keharusan menang. Walhasil, ketika bertanding mereka tidak bisa bermain lepas.

Striker PSS Sleman Saktiawan Sinaga mengungkapkan selama ini rekan-rekannya hanya disibukkan dengan program latihan. Belum lagi, manajemen menginginkan tim selalu menang. “Itu yang terkadang membuat pemain menjadi tertekan,” katanya, Senin (5/5/2014) seusai latihan di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bekas penyerang Timnas Indonesia itu merasa para pemain perlu mengendurkan urat syaraf. “Ketika bermain, pemain iidealnya dalam kondisi senang dan menikmati pertandingan, bukan dalam tekanan untuk menang,” jelas bomber berusia 31 tahun itu.

Dia berkaca dari pengalaman membela PSMS Medan. Sebelum berlaga, Sakti selalu berusaha menyempatkan diri untuk menonton film. Kiat itu juga dia lakukan sebelum PSS mengalahkan Persenga Nganjuk 3-1, 15 April lalu.

Malam hari sebelum pertandingan, dia mengajak Monieaga Bagus Suwardi menyambangi Ambarukmo Plazza untuk menonton film.

“Cuma berdua saja sama Moniega sampai jam 11 malam. Di hari pertandingan, Monieaga membuat dua gol,” terangnya.

Sementara, manajemen kurang memanjakan pemain sebelum matchday. “Pemain hanya berada di kamar. Sesekali kami melakukan doa bersama bersama pelatih,” akunya.

Moniega juga mengakui bahwa bersantai sebelum pertandingan membuatnya lebih bermain rileks. “Saya rasakan sendiri hasilnya. Malam hari menonton film, pas tanding mainnya lebih tenang tidak terbebani,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya