SOLOPOS.COM - Tim PSS Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

PSS Sleman yang terkena kasus sepakbola gajah menyebabkan para pemainnya terkena sanksi

Harianjogja.com, SLEMAN – Eks manajer PSS Sleman Supardjiono mengimbau agar mantan pemainnya yang terkena sanksi akibat skandal sepakbola gajah untuk menekuni dunia wiraswasta.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Pardji, sapaan akrabnya, mengungkapkan, satu-satunya peluang yang bisa dimaksimalkan oleh para pemain saat ini hanyalah dari wirausaha mandiri.

“Saya kira wiraswasta itu yang paling bagus bagi mereka [pemain]. Secara usia mereka juga sudah tidak muda lagi, ketika sanksi mereka berakhir apalagi. Jadi lebih baik segera fokus cari pekerjaan di luar sepakbola demi kebutuhan hidup,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (21/10/2015).

Lebih lanjut Pardji juga menyatakan, sejauh ini hubungannya dengan para pemain masih cukup bagus. Jalinan komunikasi pun juga masih berjalan dengan baik.

“Misalnya dengan Saktiawan Sinaga, dia dan saya komunikasinya cukup bagus,” tandasnya.

Menurut Pardji Saktiawan merupakan figur yang bisa menjadi motivasi bagi pemain lainnya. Eks pemain PSMS Medan yang bergabung dengan PSS saat terjadi sepakbola gajah itu kini sukses berwiraswasta.

Pardji menjelaskan, saat ini Saktiawan sedang sibuk dengan usaha ternak sapi. Jadi di saat terjadi vakum kompetisi atau pun kena larangan bermain sepakbola, seorang pemain tak dibuat panik.

“Ternak sapinya cukup banyak, ada 200 ekor. Seharusnya seorang pemain punya visi seperti itu juga. Jangan mengandalkan penghasilan dari sepakbola saja di saat seperti ini,” ungkap dia.

Sosok yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu pun kembali santai menyikapi hukuman dari Komdis PSSI. Pardji tak ingin memikirkan lebih jauh vonis tersebut.

“Enggak mau mikir, ada sanksi yo luweh. Tapi yang saya tegaskan di sini bahwa saya tetap cinta sepak bola terutama PSS,” tegas dia.

Pardji punya alasan spesifik, mengurus sepak bola tidak harus menjadi pengurus atau jajaran manajemen. Bahkan karena didasari dengan kesenangan amat sangat terhadap sepak bola, Supardjiono juga mengaku tidak akan betul-betul meninggalkan olahraga paling populer sejagat ini.

“Saya masih bisa nonton kok kalau ada pertandingan sepak bola, jadi suporter. Apalagi rumah juga tidak jauh dari stadion. Apakah seperti ini juga dilarang,” tuturnya.

Selanjutnya selepas sanksi ini, dia hanya akan fokus untuk kembali ke pekerjaannya sebagai pengusaha.

Sementara itu Wakil Ketua Penasehat Pra Pengadilan Pusat Aciel Suyanto menganggap, keputusan Komdis terhadap Supardjiono sangat aneh.
Aciel memberikan pandangan, oleh Komdis Pardji sudah dibebaskan dari sanksi, namun di kemudian hari datang lagi sanksi lebih berat. Padahal Komdis sudah ketuk palu atas keputusan terdahulu.

“Sanksi ini prosedurnya enggak jelas. Tidak ada peninjauan kembali (PK) tapi tiba-tiba muncul sanksi baru. Sanksi baru ini dasarnya apa, apakah hukum acara baru atau PK. Tapi sejauh ini tidak pernah ada PK,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya