SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Kebijakan yang dikeluarkan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang mewajibkan klub Liga Primer Indonesia (LPI) wajib merger dengan klub Indonesian Super League (ISL) membuat PSS Real Sleman kebingungan. “LPI dan ISL akan melebur, klub-klubnya merger ke klub-klub di ISL. Jadi, nanti kompetisinya diikuti ex-LPI dan ex-ISL,” katanya Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin di kantornya di Kawasan Gelora Bung Karno, Kamis (11/8).

Klub-klub LPI saat ini belum terdaftar di PSSI. Sementara, sesuai statuta PSSI, klub-klub yang ikut kompetisi harus terdaftar di PSSI. Ketentuan ini membuat klub-klub dari LPI harus bergabung dengan klub dari ISL yang telah terdaftar di PSSI agar bisa mengikuti kompetisi musim depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Djohar mengatakan peleburan klub LPI-ISL menguntungkan kedua pihak. Ia menyebutkan klub-klub ISL yang selama ini kekurangan dana akan terbantu jika merger dengan klub-klub dari LPI. “Mereka (klub ISL) kan enggak dapat APBD lagi,” katanya.

Klub LPI sendiri, Djohar melanjutkan, akan terbantu karena bisa menggunakan nama klub di ISL yang telah terdaftar di PSSI. “Kami jodohkan semua. Kami harap semua bisa masuk kompetisi karena yang penting profesional,” katanya seperti dilansir Tempointeraktif.

Hari ini 16 dari 76 klub dari ISL dan LPI yang telah mendaftar untuk kompetisi musim depan menghadiri acara asistensi di kantor PSSI. Asistensi digelar untuk membantu klub-klub memenuhi persyaratan yang diminta Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Untuk keputusan menentukan klub-klub yang layak mengikuti kompetisi musim depan baru akan diputuskan 25 Agustus mendatang.

Menanggapi keputusan ini, General Manager PSS Sleman R Djoko Handoyo mengaku bingung dengan kebijakan PSSI yang berubah-ubah. “Terus piye iki. [lalu bagaimana ini] Saya juga jadi repot ini. Kemarin-kemarin tidak aturan kok tiba-tiba omong begitu,” kata Djoko saat dihubungi Harian Jogja tadi malam.

Djoko mengakui belum tahu masa depan merger yang sudah disepakati antara PSS dan Real Mataram. “Kami akan memilih diam saja, menunggu saja [keputusan] dari PSSI bagaimana tentang merger itu,” ujarnya dengan nada kecewa.

Djoko balik mempertanyakan keputusan PSSI yang terkait dengan LPI. “Kok bisa menyejajarkan LPI dengan ISL, itu rumusnya dari mana? Keputusan dulu justru LPI yang harus menggabungkan diri ke PSSI, lha ini kok malah terbalik,” ungkapnya sambil mengatakan ia menertawai keputusan terbaru pucuk pimpinan PSSI itu. “Tulis saja, saya tertawa saja mendengar keputusan itu,” ujarnya.

Djoko mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak Real Mataram namun tidak ada keputusan apa pun. “Kami menunggu saja. Titik,” tegasnya.

Hal senada diutarakan oleh CEO Real Mataram, Erik Pudjoadi yang mengatakan sejak awal peraturan itu tidak disosialisasikan karenanya pihaknya mencari klub merger yang punya fasilitas terbaik dan pilihan jatuh pada PSS Sleman. ”Yang terpenting tujuan kami untuk merger untuk hal yang baik, mengenai kompetisi dimana akan kami naungi, hingga saat ini kami belum tahu,” ujarnya singkat.(Harian Jogja/A Adi Prabowo dan Garth Antaqona)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya