SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Kelompok suporter PSS Sleman, Slemania, memberontak proses merger Real Mataram dengan PSS. Mereka dengan tegas menyatakan sakit hati karena kecewa setelah perwakilan PSS yang duduk di penanggung jawab latihan tidak dihargai.
   
Ketua Slemania Supriyoko mengatakan harga diri Slemania dan PSS serasa diinjak-injak. Satu contoh kasusnya ketika dalam proses seleksi pemain, Rumadi selaku manajer PSS musim 2010/2011 dikesampingkan perannya padahal proses merger belum selesai.
   
“Kenyataannya yang banyak berperan adalah orang-orang yang tidak jelas dan terindikasi merupakan agen pemain,” ungkapnya dalam acara halal bihalal insan sepak bola Sleman di Rumah Dinas Bupati Sleman, Minggu (11/9) malam.
   
Belum lagi soal para pemain seleksi yang kualitasnya masih di bawah standar. Karena itu, Slemania menuntut agar para pemain PSS Sleman musim lalu harus diloloskan dalam proses seleksi. Melalui Supriyoko, Slemania juga menuntut agar proses merger bisa dilakukan dengan catatan PT Putra Mataram Sejati (PMS) harus menyetujui 11 poin yang diminta PSS.
   
Dan salah satu dari 11 poin tersebut berupa kendali manajemen tim yang harus dipegang orang-orang PSS serta segala kerugian hanya ditanggung PMS. “Kalau tidak menguntungkan, merger harus batal. Main di Pro 2 atau amatir sekalipun, tidak masalah karena Slemania tetap mendukung,” serunya yang disertai tepuk tangan dari para insan sepak bola Sleman yang hadir.
   
Dalam forum tersebut Supriyoko menginformasikan sebelum merger dilakukan, Slemania sampai dua kali mengadakan sarasehan untuk mengambil keputusan apakah akan mendukung merger atau tidak. Lanjut dia, akhirnya diambil keputusan untuk mendukung proses tersebut.
   
Sebagai syarat, PMS yang merger dengan PSS Sleman diharuskan memasang lampu di stadion Maguwoharjo milik Pemkab Sleman. Permintaan tersebut sampai sekarang belum menunjukkan titik terang apakah lampu akan segera terpasang.
   
Ketua KONI Sleman Mujiman yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan supaya terjadi harmonisasi antara kompetisi amatir dan profesional, harus dipikirkan tentang pembinaan potensi muda secara lebih luas. PSS dilihatnya sebagai muara dari pembinaan dalam kompetisi lokal.
   
Untuk tahun ini, KONI sudah menggelontorkan dana sekitar Rp750 juta bagi pembinaan sepak bola di Sleman. Jumlah tersebut merupakan porsi terbesar dibandingkan dengan cabang-cabang olahraga lainnya.(Harian Jogja Express/MG Noviarizal Fernandez)

HARJO CETAK

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya