SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang–Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS) akan menggunakan dana hibah dari APBD Perubahan 2009 sebesar Rp8 miliar untuk membayar utang.

“Rp 8 miliar tersebut, habis untuk menutup utang karena PSIS sudah habis Rp12 miliar,” kata Direktur Utama PT Mahesa Jenar Yoyok Sukawi, di Semarang, Senin (14/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yoyok mengatakan, dana Rp 12 miliar tersebut di antaranya untuk latihan, gaji pemain, kontrak pemain, dan kontrak pelatih. Ia mengaku, PSIS hanya mengajukan kontrak pemain lokal, sedangkan kontrak pemain asing tidak diajukan karena dipastikan tidak mendapat bantuan dari APBD.

Yoyok juga menyebutkan sebenarnya kebutuhan PSIS selam satu musim pertandingan setidaknya dibutukan dana sekitar Rp15 miliar sampai Rp16 miliar.

“Jadi anggaran Rp 8 miliar tersebut hanya sebagai “pemadam kebakaran”,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Yoyok juga membantah jika ada pihak yang menyatakan PSIS tidak memberikan laporan berupa surat pertanggungjawaban.

“PSIS sama dengan organisasi lain yang mendapat hibah,” katanya.

Ia menjelaskan, seluruh organisasi yang mendapatkan hibah harus menyerahkan surat pertanggungjawaban.

“Kita sejak tahun 1999, selalu menyerahkan laporan berupa surat pertanggungjawaban itu,” katanya.

Yoyok menambahkan, untuk tahun anggaran 2010 PSIS tidak mengajukan bantuan dari APBD 2010. Namun, ia telah memaparkan sejumlah anggaran yang harus dikeluarkan oleh PSIS.

“Sebenarnya, jika kebutuhan wajib sudah terpenuhi maka dana hibah tersebut dapat dilakukan seperti yang terjadi di daerah lain,” kata Yoyok yang berharap PSIS mendapatkan kembali dana hibah dari Pemerintah Kota Semarang.

Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip mengatakan bahwa bantuan Pemkot Semarang terhadap PSIS sangat layak karena selama mendapat bantuan dari APBD, PSIS mampu menunjukkan prestasi bagus dengan bertengger di papan atas Liga Indonesia. Selama dua musim kompetisi sebelumnya, PSIS tidak mendapat bantuan dana APBD sehingga membuat para pengurusnya kalang kabut mencari dana untuk membiayai tim.

Bahkan, kata Sukawi Sutarip yang juga Ketua Umum Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Jawa Tengah, pernah menjadi juara (saat Liga Indonesia V) serta masuk final pada Liga Indonesia 2006. Sebelumnya juga sempat bertengger di peringkat ketiga (sebenarnya bisa mencapai final jika Persebaya Surabaya tidak mengundurkan diri).

“Kalau ada orang-orang yang memandang sebelah mata kepada PSIS berarti mereka melupakan prestasi yang pernah diukir klub ini,” katanya.

Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya