SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—PSIM kritis. Klub kebanggaan warga Jogja tersebut ragu mampu menyelesaikan verifikasi sebagai salah satu syarat kompetisi PSSI hingga batas waktu 22 Agustus 2011. Masuk ke liga amatir pun jadi pilihan realistis.

Hingga kemarin, PSIM masih berjuang keras memenuhi dua aspek persyaratan yakni aspek legal dan finansial yang belum juga menemui titik terang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yoyok Setiawan, salah satu anggota Tim Sembilan mengungkapkan sampai tenggat yang ditentukan pihaknya praktis hanya punya waktu dua hari untuk menyelesaikan seluruh kegiatan proses pemenuhan verifikasi. “Kami memprediksi seluruh proses akan kembali efektif berjalan dua hari setelah di potong hari – hari libur. Hal ini sangat terasa berat,” terang Yoyok Setiawan, Selasa (16/8).

Yoyok mengakui ada keraguan untuk bisa memenuhi dua aspek yang diminta PSSI. Aspek legal masih diproses di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan kemungkinan masih akan memakan waktu lama. Belum lagi masalah syarat deposit Rp2 miliar yang diakui sangat berat.

“Kondisi ini sangat terasa berat. Kami berharap PSSI dapat meninjau kembali batas akhir penyelesaian verifikasi, kalau tidak kami terancam tidak lolos verifikasi dan akan turun di kompetisi amatir,” ungkap Yoyok.

Tim Sembilan akan bersikap realistis dengan keadaan tersebut. Jika hingga batas akhir belum bisa memenuhi verifikasi, maka pilihan terakhir bagi PSIM mau tidak mau adalah berkompetisi di liga amatir. “Harapan kita ikut di liga profesional, namun kalau tidak bisa, kita realistis untuk berkompetisi di divisi utama amatir,” tandas Hans Purwanto, selaku salah satu tim sembilan lainnya.

Tim Sembilan, hingga kemarin terus berusaha melakukan mediasi pada stakeholder beserta pengurus PSIM lainnya. Tim ini telah melakukan pertemuan, Selasa (16/8) lalu dengan sejumlah elemen termasuk suporter. Namun belum didapat jalan keluar dari masalah tersebut dalam pertemuan itu.

Tim Sembilan yang dibentuk pengurus PSIM menyatakan telah berusaha dengan maksimal untuk mencoba melanjutkan perjuangan PSIM berkompetisi di liga profesional. Namun, beratnya persyaratan verifikasi yang menjerat PSIM saat ini cukup mengancam keberadaan PSIM di liga profesional.

Saling tunggu
Sementara itu realisasi merger antara Real Mataram dengan PSS Sleman belum juga terwujud. Hingga batas akhir Selasa (16/8) PSS belum juga memberi jawaban terhadap MoU yang diajukan Real.

CEO Real Mataram, Erik Pujoadi masih memberikan tambahan batas waktu penandatanganan MoU  sampai hari ini (18/8). Langkah itu ditempuh Erik karena ia merasa  masih merasa yakin jika kepastian merger kedua klub bakal tetap terwujud.

“Dalam pertandingan sepak bola meski waktu telah habis kan masih ada perpanjangan waktu. Ya seperti itu, saya mencoba memberikan injury time kepada PSS sampai besok [hari ini 18/8]. Saya yakin   PSS masih menimbang iktikad baik yang kami tawarkan,” Demikian diungkapkan  Erik saat dihubungi Harian Jogja,  Rabu (17/8).

Erik menilai bahwa alotnya kesepakatan yang terjadi seputar proses merger tersebut sebagai suatu hal yang wajar. Sebelumnya Erik menyatakan nothing to loose  terhadap proses merger tersebut nantinya hasilnya akan  seperti apa. Rencananya pagi ini Erik akan bertolak ke Jakarta untuk menemui CEO LPI Pusat untuk membicarakan proses merger kedua tim itu.

Sikap melunak ditunjukkan pihak PSS Sleman. Ketika dimintai konfirmasi mengenai pernyataan Erik tadi, manajer bidang operasional PSS, Rumadi memberikan pernyataan yang menjelaskan bahwa PSS menunggu Real Mataram untuk kembali mengadakan kesepakatan. “Kami malah menunggu pihak Real untuk berembug kembali,” singkat Rumadi.

Ketika diberitahu Real juga menunggu  jawaban PSS, ia malah tertawa.“Wah ini namanya sama-sama menunggu, tapi yang pasti pihak PSS menghargai iktikad baik dari Real. Kami juga telah berfikir untuk tetap melangkah ke arah itu. Mengenai MoU yang diajukan, menurutnya hanya perlu sedikit perubahan sehingga tidak ada lagi ganjalan menuju kesepakatan itu.

LPI tanpa agenda
Kepala Kompetisi LPI, Hendriyana kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/8) mengungkapkan hingga kini LPI tidak memiliki agenda untuk melakukan seremoni penutupan, apalagi penghargaan kepada tim yang berada di puncak klasemen maupun gelar pemain terbaik maupun pencetak gol terbanyak.

“Belum dibicarakan dalam level manajemen LPI. Kami sebelum dan saat ini masih fokus pada kompetisi berikutnya,” kata Hendriyana.

Untuk daftar top skor sementara, ada tiga nama yang bersaing, yakni Fernando Soler (Real Mataram), Juan Manuel Cortez (Batavia Union) dan Abdelhadi Laakkad (Medan Chiefs). Ketiganya sama-sama mengoleksi 13 gol.

Begitu juga ketika ditanya apakah LPI akan mengadakan upacara penutupan. “Internal mungkin ada, tetapi dengan wilayah yang besar belum ada pembicaraan,” tegasnya.(Harian Jogja/Garth Antaqona, Arif Wahyu & Wahyu Kurniawan)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya