SOLOPOS.COM - Penggawa PSIM harus berjuang keras untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

PSIM Jogja, pemain memilih bertahan di Mess dan patungan untuk bayar listrik.

Harianjogja.com, JOGJA-Dihentikannya kompetisi membuat pemain PSIM Jogja kelimpungan. Meski sudah dibubarkan hak mereka berupa gaji belum dibayarkan. Bahkan mereka rela bertahan di Wisma PSIM untuk mendapatkan haknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedikitnya sepuluh penggawa Laskar Mataram memilih tetap bertahan di Wisma PSIM hingga kemarin
sore. Mereka memilih bertahan lantaran sampai kini belum bertemu dengan manajemen dan gaji bulan
terakhir mereka tak kunjung dibayarkan.

“Sampai kapan? Kami tidak tahu. Yang jelas kami menunggu janji manajemen,” ujar salah satu pemain
PSIM Eko Budi Santosa kepada Harianjogja.com di Wisma PSIM, Jumat (22/5/2015) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut pemain yang akrab dipanggil “Kancil” ini, sebenarnya kemarin pagi pihaknya mendapat kabar
bahwa akan bertemu dengan manajemen PSIM pada siang hari. Akan tetapi sampai sore hari,
pertemuan itu urung terjadi.

“Kami masih menunggu kapan manajemen mau bertemu. Kami akan tetap bertahan,” terang ‘Kancil’.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Eko Pujianto. Pemain berposisi sebagai stopper ini berharap
manajemen segera bertemu dengan para pemain dan duduk satu meja membicarakan mengenai
pembubaran dan pelunasan gaji terakhir.

Sejauh ini, para pemain masih bersikukuh bahwa gaji April yang seharusnya dibayarkan oleh manajemen pada Mei belum diterima. Para pemain, lanjut Eko baru menerima dua bulan gaji sejak awal pembentukan tim.

“Untuk April kan dibayarkan pada bulan Mei. Dan, kami belum menerimanya. Sedangkan untuk Mei,
katanya akan ada tali asih, tapi kami berharap besarannya cukup menghargai jasa kami,” harap Eko.

Sementara selama bertahan di mess, Eko menambahkan, para pemain harus membiayai hidup sendiri.
Untuk membayar listrik, para pemain terpaksa harus patungan mengumpulkan uang.

“Untuk listrik kami patungan. Ini kami lakukan agar kami tetap bertahan dan bisa menggunakan listrik,”
terang Kancil.

Disinggung mengenai ajakan untuk mengikuti turnamen antarkampung (tarkam), Kancil menyatakan
pihaknya masih menghormati manajemen dengan tidak mengikuti kegiatan tersebut. Meskipun
demikian, para pemain tetap berlatih mandiri untuk menjaga kebugaran dan mengisi waktu senggang.

“Kami profesional. Kami masih terikat kontrak sehingga kami tidak mengiyakan tawaran tarkam,” ucap
Kancil.

Terpisah, Ketua Umum sekaligus Manajer PSIM Agung Damar Kusumandaru sebelumnya sempat
menjanjikan bertemu dengan para pemain kemarin. Akan tetapi karena terkendala dana maka Agung
berharap para pemain untuk
sabar.

“Saya berharap pemain bisa bersabar,” harap Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya