SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menghadiri ulang tahun keempat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di ICE ICE BSD, Minggu (11/11/2019). - Twitter PSI

Solopos.com, JAKARTA — Dukungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat presiden tiga periode dinilai kontradiktif dengan pencitraannya sebagai partai golongan kaum muda.

Pengamat politik dari Parsyndicate Virdika Rizki Utama mengatakan dalam sejarah Indonesia, citra generasi muda justru terkenal karena kritis dan gigih mengawasi kekuasaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mereka tak berani menjadi mengkritik kebijakan pemerintah yang keliru. Lebih memalukan, mereka mengkultuskan individu,” ujar penulis buku kontroversial Menjerat Gus Dur tersebut kepada Bisnis dan dikutip Solopos.com, Kamis (3/3/2022).

Baca Juga: Surya Paloh: Jika Konstitusi Boleh, Nasdem Dukung Jokowi 3 Periode

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Virdika, politik pemuda bukan mengekor kepada penguasa. “Bisa dibaca literasi sejarah tentang gerakan pemuda. Mereka jadi pengawas paling gigih kekuasaan-selain pers, sebab harta anak muda adalah keberanian dan idealisme,” ujar Virdika.

Selain itu, dukungan tiga periode terhadap Jokowi, ujar Virdika, menunjukkan PSI bukan partai yang ingin mengubah wajah dan warna perpolilitikan Indonesia.

“Kita tahu bagaimana dalam sejarah, kalau seorang individu atau penguasa dikultuskan. Tak ada bedanya PSI dengan partai-partai lama itu,” lanjutnya.

Baca Juga: Dukung Jokowi 3 Periode, Ketua DPC PDIP Salatiga Mengundurkan Diri

Virdika menilai, konsep politik PSI harus sesuai dengan jiwa pemuda karena pemilihnya anak muda perkotaan kelas menengah. Di antaranya isu perubahan iklim, antikorupsi, dan nasib petani-buruh.

“Mereka mestinya peka bahwa ada beberapa isu yang mewakili anak muda dan berpotensi menambah jumlah pemilihnya, tapi tak sejalan dengan anak muda (dalam hal ini mahasiswa misalnya). Contohnya demo UU Omnibus Law, pelemahan KPK, dan rencana penundaan pemilu atau penambahan masa jabatan presiden,” paparnya.

Namun, Virdika menyayangkan PSI justru menjadi humas penguasa. Menurut dia, sampai saat ini belum terlihat jelas visi dan misi PSI.

Baca Juga: Survei Parameter Politik Indonesia: Mayoritas Masyarakat Tak Setuju Jokowi 3 Periode

“Misi politik selama ini kan hanya dekat dan berlindung pada pemguasa atau lebih tepatnya satu individu. Apa lagi yang mau dijual? Sentimen terhadap pengkrritik atau yang disebut anti-Jokowi? Kalau terus seperti itu berarti PSI juga merawat polarisasi di masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya, PSI mengaku mendukung apabila Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai presiden tiga periode melalui mekanisme amendemen konstitusi.

Sekretaris Jenderal PSI, Dea Tunggaesti mengatakan, sebagai pecinta dan pengagum Jokowi, PSI mendukung dia kembali terpilih namun harus melalui mekanisme amendemen konstitusi itu.

“Kami sebagai pecinta dan pengagum Pak Jokowi, tentunya akan selalu dan tetap mendukung Pak Jokowi memimpin Indonesia kembali, namun tentunya hal tersebut harus didasari oleh amandemen konstitusi yang memperbolehkan Pak Jokowi berlaga kembali 2024,” kata Dea dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya