SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat box culvert di wilayah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Selasa (25/1/2022). Terowongan itu bakal menjadi salah satu akses jalan desa di bawah jalan tol Solo-Jogja yang saat ini masih dalam proses pembangunan. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Proyek tanah uruk seksi I jalan tol Solo-Jogja dari Kartasura (Sukoharjo)-Purwomartani (Sleman) kurang lebih senilai Rp3 triliun. Di sisi lain, anggaran yang disiapkan pelaksana proyek guna merampungkan pembangunan jalan tol Solo-Jogja senilai Rp8,26 triliun.

General Manager Lahan dan Utilitas PT JogjaSolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, saat ditemui saat pembayaran uang ganti rugi (UGR) 33 bidang milik warga Senden di Kecamatan Ngawen, Klaten, Jumat (11/3/2022), mengatakan hingga sekarang pembangunan konstruksi jalan tol Solo-Jogja seksi I telah mencapai 20,185 persen. Persentase itu setara kurang lebih 23 kilometer.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Dalam pengerjaan proyek tol ini, komponen terbesar itu, ya tanah uruknya. Biasanya mencapai 40 persen dari total anggaran yang dibutuhkan. Di seksi I jalan Solo-Jogja ini [Kartasura-Purwomartani], bisa lebih dari Rp3 triliun. Itu hanya untuk tanah uruk. Biasanya, kami bekerja sama dengan pemikik usaha [penambang] yang sudah berizin. Jadi, jelas legalitasnya,” kata Muhammad Amin.

Baca Juga: Terima UGR Tol Solo-Jogja Rp100 Juta, Warga Manjungan Keluar dari PKH

Muhammad Amin mengatakan seksi I jalan tol Solo-Jogja yang melintasi Kartasura-Purwomartani mencapai 42,3 kilometer. Jalan tol yang melintasi Kabupaten Klaten akan dilengkapi dua rest area tipe A, yakni di Manjungan (Ngawen) dan Demakijo-Jagalan (Karangnongko).

Di sisi lain, jalan tol Solo-Jogja di Klaten juga dilengkapi tiga exit tol. Masing-masing berada di exit tol Karanganom di Kuncen (Kecamatan Ceper); exit tol kota di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen; exit tol Prambanan di Jogonalan.

“Tanah uruk diperlukan karena kondisi jalan tol Solo-Jogja nanti kan lebih tinggi dibandingkan tanah di sekitarnya. Sejak awal 2022, pengurukan tanah belum maksimal karena banyak penambang yang izinnya sudah habis. Ini baru diurus izinnya. Kemungkinan besar, akhir bulan ini segera rampung. Sehingga pengurukan juga bisa dilakukan secara optimal,” katanya.

Baca Juga: OKB Klaten! Tukang Macul di Senden Dapat UGR Tol Solo-Jogja Rp5,6 M

Di tengah proses pembangunan konstruksi jalan tol Solo-Jogja, lanjut Muhammad Amin, dirinya juga memantau perkembangan pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja. Sejauh ini, pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja di Klaten sudah menyasar ke Kecamatan Ngawen.

“Saya juga harus mengetahui perkembangan pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja ini. Sehingga, saya terus memantau. Anggaran untuk pembebasan lahan itu kurang lebih senilai Rp5,7 triliun,” katanya.

 

Rampung 2023

Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan tim pembebasan lahan berencana merampungkan tugasnya di akhir 2022. Diharapkan, pembangunan seksi I jalan tol Solo-Jogja rampung pada akhir 2023.

Baca Juga: Ada Tol Solo-Jogja, Kadin Klaten Dorong UMKM Dapat Space di Rest Area

“Sampai hari ini, pembebasan jalan tol Solo-Jogja sudah sampai di Kecamatan Ngawen [di waktu sebelumnya di Polanharjo, Delanggu, Karanganom, dan Ceper]. Ke depan, kami akan terus bekerja secara maraton untuk membebaskan lahan jalan tol Solo-Jogka. Hal itu dimulai dari musyawarah bentuk kerugian dan dilanjutkan dengan pembayaran uang ganti rugi (UGR). Total UGR yang sudah dicairkan untuk membebaskan lahan di Klaten senilai Rp1,48 triliun,” katanya.

Luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi.
Total desa terdampak jalan tol Solo-Jogja mencapai 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

“Jalan tol Solo-Jogja ini akan melintasi rumah saya. Saya setuju saja dengan proyek jalan tol Solo-Jogja. UGR yang diberikan juga di atas rata-rata [di atas harga pasaran],” kata salah seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja asal Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Jaenal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya