SOLOPOS.COM - Pintu Waduk Cengklik (SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Proyek Tol Soker membuat puluha saluran irigasi di Cenglik rusak.

Solopos.com, BOYOLALI – Kerusakan puluhan saluran irigasi di Daerah Irigasi Cengklik, Boyolali, akibat proyek jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang terjadi sejak tahun 2012, hingga kini belum teratasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi ini membuat petani geram. Petani yang kebanyakan berada di wilayah Kecamatan Ngemplak dan Nogosari berencana mengadu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kerusakan saluran irigasi akibat proyek tol segera ditangani.

Menurut Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) Daerah Irigasi Cengklik, Samidi, pembangunan jalan tol Soker pada 2012-2013 menyebabkan puluhan aset irigasi dari Waduk Cengklik ke area persawahan di sejumlah desa seperti Sawahan, Pandean, Donohudan, Sindon, dan Ngresep mati total.

Ekspedisi Mudik 2024

Saluran irigasi tersier bahkan sudah tidak ada lagi. Akibatnya, pada musim kemarau sawah-sawah tidak berproduksi karena tidak ada pasokan air. Petani terpaksa membiarkan sawahnya mengering tanpa ditanami.

Dia memerinci di Desa Ngesrep misalnya ada 35 hektare sawah yang tidak dapat air irigasi selama dua tahun terakhir. “Sindon ada 45 hektare, Pandeyan 40 hektare, dan Sawahan 25 hektare,” kata Samidi, di sela-sela pertemuan kelompok tani di Balai Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Minggu (15/11/2015).

Pertemuan kelompok tani tersebut dihadiri setidaknya 30 perwakilan kelompok tani. Mereka membahas tindak lanjut kerusakan aset irigasi yang sampai saat ini belum ada penanganan serius dari instansi terkait.

Petani berharap jalur irigasi harus difungsikan kembali sehingga mereka bisa mengerjakan sawahnya pada musim tanam akhir tahun ini.

Kerusakan saluran irigasi juga menyebabkan sawah petani tergenang saat tiba musim penghujan.

Kades Dibal, Budi Setiyono, menjelaskan saluran irigasi di underpass Dibal I yang berada di selatan Makam Irosobo banyak yang rusak akibat proyek tol. Hingga saat ini pihak pelaksana proyek belum membuatkan saluran irigasi alternatif untuk menyuplai air.

Dampaknya, setelah hujan mulai turun, air tidak bisa terbuang dan menggenangi 2,5 hektare lahan pertanian di desa setempat.

Tidak hanya itu, untuk Dibal bagian utara petani tidak tanam padahal ini sudah memasuki masa tanam I. “Kami akan menghadap PPK Teknis pelaksana jalan tol untuk mencari solusi,” kata Budi.

Perwakilan kelompok tani dari Desa Giriroto, Takwin, mengatakan saat ini ada 70 hektare sawah di Giriroto tidak mendapat pasokan air dari saluran irigasi. Setiap tiba musim kemarau, sawah dibiarkan kering daripada gagal panen.

“Kami bersama kelompok petani lain akan mengadukan masalah ini ke Presiden,” ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pendayagunaan Sumberdaya Air (KPSA) Boyolali, Harun Basuki, mendesak Panitia Pembuat Kebijaka (PPK) Tol Soker segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak akibat proyek tol.

“Kami memantau ada 500 meter hingga 1.000 meter saluran irigasi areal sawah di Ngemplak rusak,” kata dia, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya