SOLOPOS.COM - Warga dan aktivis menggelar long march ke Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karanganyar. untuk menolak rencana eksploitasi geothermal Gunung Lawu. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Proyek panas bumi Karanganyar, ribuan orang akan mendatangi Gedung DPRD dan menggelar aksi damai.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sekitar 2.500 orang dari berbagai elemen masyarakat akan mengikuti sarasehan dan apresiasi seni budaya sebagai ungkapan penolakan terhadap proyek eksploitasi panas bumi Gunung Lawu untuk pembangkit listrik, Sabtu (11/3/2017), di Gedung DPRD Karanganyar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sarasehan dengan tema Pelestarian Sumber Daya Gunung Lawu akan menghadirkan akademisi UNS Solo, Senthot Sudarwanto dan Prabang Setyono, sebagai narasumber. Mereka diminta mengulas aspek lingkungan hidup, sumber daya air (SDA), dan geothermal. (Baca juga: Pemuda Karanganyar Galang 1.000 Tanda Tangan Tolak Eksploitasi Geothermal Gunung Lawu)

Ada juga akademisi Akpar Sahid, Joko Suyanto, yang akan memberikan kajian dari aspek budaya dan kearifan lokal Gunung Lawu. Aksi akan dimulai pukul 08.30 WIB dengan longmarch dari Lapangan GOR R.M. Said menuju Gedung DPRD Karanganyar.

Masing-masing peserta aksi diminta membawa payung untuk digunakan selama longmarch dan apresiasi seni di halaman DPRD. Penggunaan payung sebagai simbolisasi Gunung Lawu yang selama ini menaungi warga lereng gunung, Karanganyar, dan sekitarnya.

Kegiatan itu juga akan diisi aksi teatrikal sejumlah seniman lokal Karanganyar. “Antusiasme kawan-kawan sangat tinggi. Informasi yang saya dapat, aksi akan diikuti 2.500 orang,” ujar Ketua Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu, Aan Shopuanudin, Jumat (10/3/2017).

Dia tidak bisa memastikan berapa orang yang akan mengikuti aksi tersebut. Aksi itu bersifat terbuka dan bisa diikuti setiap orang yang berpandangan sama, menolak proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Lawu. “Pemberitahuan sudah kami sampaikan ke polisi,” kata dia.

Aan menyerukan kepada peserta aksi agar berlaku tertib, dan tidak mengganggu aktivitas warga. Anggota Staf Humas Paguyuban Gunung Lawu (PGL), Rifan Feirnandhi, mendukung penuh agenda sarasehan dan apresiasi seni menolak PLTP Gunung Lawu.

Menurut dia, eksplorasi dan eksploitasi panas bumi Gunung Lawu dapat merusak keseimbangan alam. “Kami menolak eksplorasi Gunung Lawu. Geothermal itu merusak alam karena pengeborannya sampai magma. Yang ditakutkan kalau alam tidak menerima,” ujar dia. (Baca juga: Geolog Pastikan Eksploitasi Geothermal Tak Rusak Lingkungan)

Rifan menjelaskan pihak pertama yang terkena dampak negatif dari proyek PLTP adalah warga lereng Gunung Lawu. Dia menjelaskan PGL adalah wadah pencinta alam, sukarelawan tanggap bencana alam, dan masyarakat umum di Gunung Lawu.

Anggota PGL tidak hanya dari Karanganyar, ada juga yang dari wilayah Jawa Timur (Jatim). “Sikap kami sudah menjadi keputusan PGL. Proyek PLTP Gunung Lawu sudah dibahas sejak lama. Kawan-kawan menolak proyek itu,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya