SOLOPOS.COM - Lahan lokasi lapangan golf Sragen di Keden, Kalijambe. (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Proyek lapangan golf bertaraf internasional akan dibangun di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Proyek lapangan golf bertaraf internasional akan dibangun di Dusun Keden Kulon, Keden, Kalijambe, Sragen. Investasi miliaran rupiah itu digagas oleh konsorsium beberapa investor di bawah bendera PT Peni Bengawan. Kini harga tanah di Keden merangkak naik kian fantastis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembangunan lapangan golf menempati lahan 100 hektare. Dengan rincian, 40 hektare di Dusun Keden Kulon, Desa Keden, Kecamatan Kalijambe, Sragen dan sekitar 60 hektare di Dusun Klodran, Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari, Boyolali. Di Keden, lahan tersebut berada di kawasan perbukitan di tengah aliran Sungai Cemoro yang berhulu di kaki Gunung Merbabu di wilayah Boyolali.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti perbukitan pada umumnya, di lahan itu hanya terdapat aneka tanaman hortikultura dan pepohonan yang tinggi menjulang.  Dari 40 haktare lahan di Desa Keden yang akan digunakan lapangan golf, 35 hektare di antaranya sudah dibebaskan sehingga masih ada 5 hektare tanah yang belum dibebaskan.

Pembebasan Tanah

“Tanah yang belum dibebaskan itu salah satunya milik saya. Saya sudah diberitahu bila tanah saya seluas 3.500 meter persegi bakal dibebaskan, namun sejauh ini belum ada pertemuan untuk membahas harga per meternya. Kalau harganya cocok saya ok. Kalau tidak cocok ya tidak saya serahkan. Nanti akan tetap saya tanami ketela pohon,” kata Tukimin, 50, warga Banyudono, Boyolali, saat ditemui Solopos.com awal Februari lalu.

Sebelum ada rencana pembangunan lapangan golf, harga tanah tegalan di Dusun Keden Kulon sekitar 20.000/meter persegi (m2). Setelah ada rencana pembangunan lapangan golf, harga tanah terus merangkak naik.

Saat ini, harga tanah paling rendah Rp85.000/meter yang berlokasi di dekat Kali Cemoro. Jika lokasinya di dekat jalan, harganya bisa di atas Rp100.000/m2.

“NJOP [nilai jual objek pajak] dalam SPPT di sini itu hanya Rp10.000/meter untuk tegalan dan Rp27.000/m2 untuk sawah,” kata perangkat Desa Keden, Nanang, kala berbincang dengan Solopos.com di kantornya.

Nanang mengakui tanah tegalan masuk kelas IV yang memiliki kisaran harga jual terendah. Tanah itu masuk kategori lahan kritis atau kurang produktif untuk usaha pertanian. Dia memprediksi kelas tanah itu akan naik secara otomatis apabila proyek pembangunan lapangan golf itu dimulai.

Kepala Desa Keden Supiyanto belum diajak komunikasi oleh konsorsium investor sejak resmi memimpin desa pada akhir 2016 lalu. Dia mengakui masih ada sekitar lima 5 hektare lahan di Desa Keden yang belum dibebaskan. Sebanyak 3 hektare di antaranya merupakan tanah kas desa.

“Pada prinsipnya kami menyambut baik rencana pembangunan lapangan golf itu. Tanah kas desa tidak bisa dijual, kecuali ditukar guling. Tapi, belum ada pembicaraan antara saya dengan pihak konsorsium terkait hal itu,” terang Supiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya