SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarmo (kanan) dalam kereta api bawah tanah (subway) Beijing, Tiongkok, Kamis (26/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rini Utami)

Proyek kereta supercepat di Indonesia menjadi medan persaingan antara investor Jepang dan Tiongkok. Siapa menang?

Solopos.com, JAKARTA — Investor Jepang menilai rivalitas dengan investor negara lain, termasuk dari Tiongkok, sebagai hal yang wajar. Mereka menyerahkan keputusan pemenang proyek-proyek infrastruktur kepada pemerintah Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Presiden Asosiasi Jepang Indonesia (Japind) Yasuo Fukuda, dan sejumlah delegasi bisnis Jepang menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Membicarakan upaya meningkatkan investasi dan perdagangan Jepang-Indonesia. Kereta supercepat kita bicarakan tapi butuh waktu,” kata Jusuf Kalla di kantornya, Kamis (28/5/2015).

Presiden Japinda, Yasuo Fukuda mengatakan pengusaha Jepang menyampaikan peluang investasi dan upaya meningkatkan kehidupan sosial masyarakat kedua negara. “Jadi kami telah diskusi dengan Wapres soal SDM untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia dan Jepang merupakan negara sahabat oleh karenanya kami ingin lebih dalam,” tuturnya.

Mantan Perdana Menteri Jepang ini menambahkan peluang investasi yang banyak dibicarakan oleh pengusaha Jepang adalah di bidang usaha kecil dan menengah, transportasi, dan infrastruktur. Fukuda juga menyampaikan soal Shinkansen, Mass Rapid Transit (MRT), dan pelabuhan di Indonesia.

Terkait rivalitas investor China dan investor Jepang untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Soal proyek besar seperti proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung-Surabaya, Fukuda menyerahkan keputusan kepada pemerintah Indonesia.

“Jadi kalau itu masalah di Indonesia jadi yang putuskan pemerintah Indonssia. Tentang yang mana yang lebih baik dan diputuskan salah satunya adalah hak atau keputusan pemerintah Indonesia,” imbuhnya.

Jusuf Kalla menambahkan pemerintah belum memutuskan investor negara mana yang akan menggarap proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Namun, JK menegaskan aspek kualitas sebagai pertimbangan utama pemerintah. “Nantilah, prinsipnya kan quality infrastructure, long term, jangka panjang,” pungkas JK.

Delegasi bisnis yang ikut dalam rombongan Japinda antara lain Chairman Sumitomo Corporation Kazuo Ohmori, CEO Suzuki Motor Corporation Osamu Suzuki, Chairman Daihatsu Motor Co. Ltd. Koichi Ina, dan Special Corporate Adviser Fumi Ohtsubo.

Sementara itu, BKPM mencatat nilai komitmen investasi Jepang di Indonesia mencapai US$640 Juta. Komitmen tersebut diperoleh selama roadshow promosi dan pemasaran investasi Indonesia di Osaka, Jepang. Selain itu, Jepang akan mengucurkan investasi di bidang industri baja senilai US$200 juta, industri kimia senilai US$300 Juta, kawasan industri dan properti US$100 juta, dan industri perkapalan US$40 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya