SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarmo (kanan) dalam kereta api bawah tanah (subway) Beijing, Tiongkok, Kamis (26/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rini Utami)

Proyek kereta supercepat menjadi rebutan antara Jepang dan Tiongkok.

Solopos.com, JAKARTA — Rivalitas Jepang dan Tiongkok dalam memperebutkan proyek infrastruktur kereta api supercepat rute Jakarta-Bandung semakin ketat. Pemerintah Jepang mengajukan proposal baru bernilai investasi Rp60 triliun dan pemangkasan tingkat bunga hingga di bawah 0,5% dengan tenor 40 tahun.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Mereka memberikan pinjaman 100% [kebutuhan investasi kereta cepat] dari Jepang. Suku bunganya di bawah 0,5% selama 40 tahun masa pinjaman. Tinggal memastikan kualitasnya,” ujar Sekretaris Wakil Presiden Mohamad Oemar, Jumat(10/7/2015).

Menurut dia, Jepang memiliki pengalaman yang baik dalam membangun dan mengelola infrastruktur transportasi kereta cepat. Terbukti, selama 50 tahun lebih infrastruktur kereta supercepat terbangun, tak pernah ada korban jiwa. Selain itu, jadwal kereta pun tak pernah mengalami penundaan lebih dari satu jam.

Menurut dia, pemancangan tiang pertama (groundbreaking) diperkirakan berlangsung pada 2016 setelah pemerintah menentukan investor yang terpilih menjadi pengelola, proyek diperkirakan rampung pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya