SOLOPOS.COM - Pekerja membangun jembatan penghubung Kebayanan Sumberejo-Gondanglegi, Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, Senin (22/6/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duri)

Solopos.com, SRAGEN -- Pembangunan Kebayanan Sumberejo dan Gondanglegi, Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, ditarget rampung pada Oktober mendatang.

Ambrolnya jembatan di Gilirejo Baru tersebut pada April 2019 membuat warga sembilan dukuh di Kebayanan Gondanglegi terisolasi dari wilayah Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga setempat bergotong royong untuk membangun jembatan sesek yang terbuat dari bahan bambu. Jembatan sesek itu hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua, pengayuh sepeda dan pejalan kaki.

Dana Dipotong Rp5,7 M, Proyek Gedung Pertemuan di Klaten Jalan Terus

Khusus kendaraan roda empat, harus memutar jalan melewati wilayah Kecamatan Kemusu, Boyolali. Namun, kondisi jalan itu rusak berat atau tidak layak dilintasi kendaraan roda empat.

Pembangunan jembatan penghubung Kebayanan Sumberejo-Gondanglegi di Gilirejo Baru itu menelan total anggaran Rp948 juta.

Pembangunan jembatan di Gilirejo Baru itu dikerjakan dalam 150 hari mulai Mei-Oktober oleh CV M. Mandiri Sragen. Jembatan itu dibangun sepanjang 12 meter dan lebar enam meter.

“Meski berada di tepi waduk, pembangunan jembatan itu sudah memperhitungkan ketinggian genangan maksimum. Ketinggian jembatan itu mencapai lima meter. Kami tidak membangun pilar di bagian tengah jembatan karena panjangnya masih di bawah 50 meter,” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Marija, saat meninjau lokasi, Senin (22/6/2020).

Terkendala Tanah Longsor

Pembangunan jembatan itu sempat terkendala tanah yang longsor hingga dua kali saat pembangunan dua pilar di kedua jembatan. Ini karena kondisi tanah tergolong gembur atau labil, terutama saat diguyur hujan.

“Pembangunan pilar di kedua ujung jembatan harus dipercepat supaya tidak longsor lagi,” papar Marija.

Pedagang Pasar Gede Solo Adakan Kenduri Corona Obong Simbol Bebas Covid-19

Sekretaris Desa (Sekdes) Gilirejo Baru, Jumiko, menjelaskan setidaknya pernah terjadi tiga kali longsor yang sempat mengganggu proses pembangunan pilar jembatan.

“Biasanya ambrolnya tanah [longsor] itu terjadi saat galian siap dicor pakai material pasir dan semen. Jadi, galian sudah dibersihkan dan sudah dipasangi paku bumi, namun sorenya tanahnya longsor. Jadi, galian harus dibersihkan dulu dari longsoran tanah,”ujar Jumiko.

5 Tahun Ditinggali Keluarga Miskin, Siapa Sih Pemilik Lahan dan Gudang Angker di Jajar Solo?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya