SOLOPOS.COM - Lubang ducting di jalur lambat Jl. Slamet Riyadi yang tidak ditutup lagi dikeluhkan warga. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo dibuat geram dengan ulah kontraktor pelaksana proyek ducting atau pemasangan saluran di Jl. Slamet Riyadi, Solo. Proyek yang dikerjakan bersamaan dengan pembongkaran jalur hijau untuk kantong parkir dan renovasi jalur pedestrian itu tak kunjung selesai.

Pelaksana proyek meninggalkan lubang ducting tanpa penutup sehingga membahayakan pengguna jalan, terutama di jalur lambat. Belakangan diketahui, pelaksana proyek tersebut ternyata memiliki rekam jejak yang buruk di masa lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo, berencana mengaudit proyek dan memasukkan pelaksananya ke daftar hitam (blacklist). “Setelah masa pembangunan selesai, kontraktor akan kami minta menyelesaikan proyek tersisa. Sekarang saya anggap sudah mangkrak. Harusnya Desember rampung. Tapi, sampai saat ini tidak ada perkembangan apa pun. Saya sudah enggak mau dibohongi lagi. Mereka akan langsung kami audit dan masuk daftar hitam,” kata dia kepada wartawan, Rabu (13/11/2019).

Tim Kuasa Hukum Tyfountex Sukoharjo Siap Buka-Bukaan di Pertemuan Kamis

Rudy mengatakan proyek yang menelan anggaran Rp7,7 miliar itu seharusnya rampung akhir tahun ini. Namun, hingga pekan kedua November, sebagian jalur lambat yang dibongkar belum kembali diaspal.

Begitu pula penataan jalur hijau dan jalur pedestrian. “Jalur pedestriannya malah ada yang cuma dicat. Enggak diganti pavingnya. Jalur hijaunya pating blengkrah [berantakan]. Kontraktor yang cara kerjanya seperti itu sudah enggak boleh mengerjakan proyek pemerintah lagi,” ucap Rudy.

Pelaksana proyek ducting ditengarai merupakan kontraktor yang memiliki rekam jejak buruk. Nama perusahaannya bahkan sudah masuk daftar hitam beberapa tahun lalu, namun kembali mengikuti lelang dengan meminjam nama kontraktor lain.

“Begitu kelihatan enggak beres-beres, saya langsung tanya ini siapa yang mengerjakan. Lama-lama mengaku. Dijawab nama itu. Dia bermasalah saat pembangunan Kantor Kecamatan Pasar Kliwon kali pertama dan renovasi city walk segmen Simpang Empat Ngapeman hingga Simpang Tiga Sriwedari,” kata dia.

3 Mahasiswi Korban Pelecehan Seksual Abdi Dalem Keraton Jogja, Ini Kronologinya

Rudy mengaku tak akan segan-segan membawa kasus tersebut ke aparat penegak hukum (APH). Pria 59 tahun itu menduga selain tak kompeten, pengerjaan proyek itu juga diduga tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

Ia juga mengancam jika ada anak buahnya yang bermain di proyek itu, mereka harus ikut menanggung risikonya. “Kalau perlu diperkarakan dengan APH, ya sekalian biar jera. Kalau ternyata ada anak-anak saya yang bermain, biar kena risikonya sekalian,” tegasnya.

Rudi menyebut proyek itu terkesan mangkrak lantaran tak tampak satu pun pekerja. Ia menduga kontraktor tak memiliki dana untuk membayar mereka.

Utari Si Pedagang Cilok Cantik Boyolali Diundang ke Hitam Putih Trans7?

“Ini nanti kontraktor yang meminjamkan nama bagi kontraktor yang bermasalah harus menanggung akibatnya. Mereka enggak akan bisa menggarap proyek di mana pun,” tegas Rudy.

Sebelumnya, proyek ini dikeluhkan warga karena tak kunjung selesai. Salah seorang warga, Mulyono, mengatakan proyek ducting ini bahkan sudah memakan korban.

Ada seorang pengemudi becak bersama penumpangnya yang terperosok hingga jatuh akibat proyek ducting. Ia menceritakan sebelumnya saat galian ducting belum dimasuki box culvert (beton bertulang pracetak berbentuk segi empat) masih ada pembatas berupa pita kuning. Namun saat mulai dimasuki box culvert, pita kuning dilepas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya